[caption id="attachment_309572" align="alignleft" width="65" caption="The Fed Press Room - Courtesy of The Fed"][/caption]
Pekan depan, sebagian besar pelaku pasar sedang menunggu-nunggu hasil keputusan The Fed, apakah akan tetap dengan keputusannya untuk melakukan stimulus fiskal tahap ke dua dengan mengguyur pasar dengan mencetak sejumlah US Dollar dalam jumlah besar atau mengeluarkan paket kebijakan lainnya. Termasuk mencermati apakah suku bunga USD akan tetap atau malah naik.
Saat ini, nampaknya Amerika sedang menikmati pelemahan mata uangnya, dengan sengaja terus-menerus menggelembungkan sejumlah bursa di seluruh dunia terutama Asia dengan demikian meningkatkan daya saing eksport produk-produk mereka terutama yang masih dimanufaktur di dalam negeri agar memiliki daya saing di pasar internasional.
Langkah Amerika ini menciptakan terjadinya sejumlah gelembung-gelembung baru dalam perdagangan komoditas, walaupun harga emas sempat mengalami koreksi namun tidak di sejumlah perdagangan komoditas lainnya.
Timbulnya faktor krisis cuaca, yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga gandum dan kapas di seluruh dunia sehingga menyulitkan para pemain industri pangan dan tekstil, turut memperburuk timbulnya gelembung komoditas yang luar biasa.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus termasuk membiarkan pelemahan mata uang dollar secara jangka panjang, akan menimbulkan terjadinya perang mata uang dan gelembung perekonomian secara tidak wajar, yang tentu saja tidak diinginkan oleh banyak negara bahkan mungkin oleh Amerika sendiri.
Karena jika terjadi koreksi ataupun pecah gelembung tersebut, akan menyebabkan terjadinya krisis finansial secara global yang lebih parah ketimbang krisis subprime mortage tahun 2008 lalu.
Pemerintah di dalam negeri harus mewaspadai kenaikan inflasi akibat gelembung spekulasi di pasar komoditas ini. Karena dalam jangka panjang akan merepotkan semua pihak, bukan hanya masyarakat sebagai konsumen, namun juga produsen yang akan kesulitan mengatur pembiayaan dan penetapan harga produk yang wajar dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Di lain pihak, sebagai pelaku pasar, apakah anda sudah siap mereguk keuntungan dari gelembung-gelembung ini atau malah tertinggal dalam menunggangi gelembung ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H