Mohon tunggu...
Pendekar Saham
Pendekar Saham Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial, Politik, Pendidikan, Teknologi

managecon.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Parallel Computing dan Multi Core Menuju Abad Startrek

19 Juli 2010   06:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_198334" align="alignleft" width="300" caption="Courtesy of www.technotalks.com"][/caption] Dimulai dari kejadian di tahun 1995, saat penulis menyadari adanya percepatan yang luar biasa dalam perkembangan tehnologi CPU melampaui dugaan penulis. Berbeda dengan era pra 1990an, ketika dunia komputasi berjalan sangat lambat dan seolah berhenti di tempat, hanya bersandar pada mesin-mesin Unix dan Supercomputer Cray yang berukuran sebesar lemari dan bahkan ruangan. Saat Intel memperkenalkan P5 dalam wujud Pentium Prosesor dan disusul oleh P6 dalam bentuk Pentium Pro, terjadi proses evolusi dalam dunia komputasi modern. Jika sebelumnya proses pengerjaan instruksi pada Pentium (P5) berdasarkan metode pengerjaan tunggal single line, maka pada Pentium Pro (P6) mulai dikenal proses pengerjaan bercabang dan instruksi pararel yang merupakan nenek moyang dari Pararel Computing. Inilah gebrakan awal yang pada akhirnya melahirkan generasi-generasi pararel computing berikutnya. Pada awalnya pararel computing ini mengandalkan beberapa prosesor jenis P6 yang dipasangkan secara tandem baik pada server maupun workstation high end. Namun kebutuhan akan efisiensi dan kinerja yang lebih baik menghantarkan pada lahirnya ide Hyperthreading di era prosesor Pentium 4 HT tahun 2002 (sebelumnya telah diperkenalkan pada generasi Xeon Foster MP). Pada awalnya Hyperthreading dimaksudkan untuk proses peningkatan operasi pararel pada instruksi bercabang, sehingga diprediksi dapat meningkatkan pengerjaan instruksi yang lebih kompleks. Namun pada tahun 2005-2006 menuai banyak kritik dan kecaman atas ketidaksempurnaan dan masalah kurang efisien-nya konsumsi daya listrik. Namun seiring dengan perjalanan waktu, proses Hyperthreading akhirnya dapat dipecahkan dan dapat disempurnakan pada generasi selanjutnya yakni pada generasi Intel Core i5/i7. Lahirnya generasi Core Duo dan disusul Core2 Duo yang memasukan dua inti prosesor ke dalam satu chip CPU membawa gebrakan baru dalam dunia komputer. Jika sebelumnya pada generasi Pentium Pro, CPU harus dipasangkan secara tandem untuk memperoleh kinerja pararel computing yang dahsyat, maka pada generasi Core 2 Duo didapat keunggulan signifikan seperti Pentium Pro hanya dalam satu kemasan CPU saja. Kemajuan ini semakin cepat dengan lahirnya generasi Core i7 yang melengkapi kesempurnaan tersebut dalam Hyperthreading yang telah disempurnakan, sehingga melahirkan komputasi ganda pada inti (core) prosesor, di mana jika CPU memiliki 4 inti core, maka mendapatkan keunggulan seperti pada 8 inti/core meskipun hasilnya tidak sebaik jika memang memiliki 8 Core secara fisik. Core i7 sendiri saat ini pada generasi Core i7-980X ke atas sudah memiliki 6 inti prosesor dan 12 processing thread. Hebatnya teknologi tersebut bukan hanya milik prosesor Intel Core saja, namun di kubu AMD yang merupakan pesaing juga melahirkan gebrakan yang sama hebatnya. Kelahiran AMD Phenomenon II X6 yang memiliki 6 inti Core dan juga proses thread pararel juga menciptakan simulasi seperti 12 inti prosesor. Baik Intel maupun AMD keduanya memiliki tehnologi Turbo Boost yang secara otomatis dapat melakukan overclock pada kecepatan CPU sesuai kebutuhan, sehingga pengguna komputer mendapat peningkatan kinerja secara otomatis sesuai kebutuhan. Di sisi lain, kelahiran generasi Intel Atom yang awalnya ditujukan untuk pasar handheld dan pasar netbook dan nettop juga mendapat gebrakan dengan lahirnya Atom Dual Core seperti pada generasi N330, D510 dan konon kabarnya akan segera diturunkan pada versi Netbook berprosesor N500 ke atas. Jelas ini adalah kabar menyenangkan bagi para pelaku bisnis dan ekonomi yang membutuhkan peranti komputer yang ringan, hemat energi dan tetap dapat menjalankan aplikasi bisnis yang ringan. Sementara itu, pada berbagai pengujian lab, banyak pihak mengklaim sudah berhasil menciptakan prototipe Multi Core CPU bahkan hingga 100 Core. Akan tetapi lompatan kemajuan tehnologi CPU ini sering tidak diikuti oleh kemajuan pada tehnologi pendukung lainnya. Baru pada beberapa tahun terakhir ini lahir generasi Dual Channel Memory dan DDR RAM berkecepatan tinggi. Bahkan media penyimpanan pun baru beberapa saat terakhir mulai serius menggarap pasar storage berbasis SSD yang sangat cepat. Intel sendiri menganggap tehnologi Dual Channel Memory sudah tidak lagi handal untuk mengatasi masalah bottleneck pada sistem komputasi. Sehingga pada generasi motherboard berchipset X58, Intel memecahkan solusi bottleneck ini dengan kelahiran tehnologi Triple Channel Memory untuk melebarkan pita jalur data memory dari sistem secara keseluruhan. Jika pada tehnologi Dual Channel Memory kita mendapatkan bandwidth antara 17GB (DDR3 PC1066) hingga 21/22GB (DDR3 PC1333), maka pada jenis Triple Channel ini pengguna komputer mendapatkan bandwidth Memory hingga 25.6GB per detik pada penggunaan 3 unit keping memory jenis DDR3 1066 yang simetris (sama tipe/sejenis dan kapasitas). Memang masih banyak lagi penemuan-penemuan baru baik yang sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maupun masih dalam proyek-proyek laboratorium. Namun semuanya berujung kepada kemudahan dan semakin cepatnya proses kerja sehingga bisa didapat efisiensi yang tinggi. Tinggal sekarang bagaimana kita memaksimalkan penggunaannya bagi kehidupan kita dan mempergunakannya secara bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun