Pada masa akhir pemerintahan Domitianus juga sering terjadi proses pengadilan terhadap kasus pelecehan kehormatan sang kaisar. Domitianus tidak dapat mendengar kritik. Ia mengusir ke luar Roma para filsuf Stoa yang mengeritiknya.
Ketika kekuasaan adalah universum bagi setiap penguasa, tetapi kekuasaan justru berbalik menyudutkannya. Kekuasaan makin menyudutkan Domitianus dalam belenggu kesepian. Kesendiriannya membuat ia curiga terhadap siapa saja.
Bagaimanakah akhir dari kisah Domitianus itu? Akhir kisah Domitianus mudah diduga. Hidup dan kekuasaan Kaisar Domitianus akhirnya berujung tragis. Di mana-mana Domitianus dicaci dan dihina habis-habisan. Semua tulisannya dirusak.
Jika "Yang Mulia" memaksakan diri untuk bercermin di kalbu rakyat, "Yang Mulia" hanya akan melihat wajah kekuasaan yang suram, kejam, dan menakutkan.Dari kisah Kaisar Domitianus, kita tidak hanya akan melihat wajah kekuasaan yang suram, kejam, dan menakutkan. Sekaligus kita melihat bagaimana Domitianus membungkus tafsir kekuasaan sesuai yang dimaui demi kepentingan politik pragmatisnya.
Atau malah kala itu Domitianus bukan tidak mungkin juga memberlakuan trik "kebebasan berbicara", tetapi begitu setelah selesai bicara ia tidak menjamin "kebebasan pembicara". Itulah Domitianus.
Kalau ada ungkapan mengatakan bahwa sejarah bisa kembali berulang. Bukan tidak mungkin kisah gelap Kaisar Domitianus kembali berulang di suatu negeri, di suatu zaman -- Zaman Edan.
Alex Palit, jurnalis, penulis buku "Ngaji Filsafat Kepemimpinan Prabowo Notonegoro".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H