Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo Subianto, Pemimpin Itu Sabdo Pandito Ratu

24 Oktober 2023   01:15 Diperbarui: 24 Oktober 2023   01:25 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini saya tidak ingin mengomentari deklarasi yang disampaikan capres Prabowo Subianto yang pada akhirnya terpilih menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapreas pendampingnya di Pilpres 2024.

Termasuk di sini saya tidak ingin mengomentari pernyataan yang pernah disampaikan Gibran ketika ditanya wartawan bahwa dirinya tidak mengurus Surat Keterangan Cacat Kepolisian (SKCK).

Justru di sini saya lebih tertarik mengomentari apa yang ditulis Prabowo Subianto di buku "Kepemimpinan Militer 2", di bab "Sabdo Pandito Ratu".

Di bab tersebut dituliskan, berhati-hatilah dalam mengucapkan kata-kata di hadapan masyarakat. Orang lain akan ingat dan akan menuntut segala ucapanmu. Kepercayaan adalah modal utama seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin tidak lagi dipercaya, maka ia tidak lagi memiliki kemampuan untuk memimpin. Tulis Prabowo.

Untuk dapat dipercaya, seorang pemimpin tidak boleh bohong atau suka berbohong. Apa yang diucapkan harus sesuai dengan apa yang dilakukan. Satunya kata dengan perbuatan. Ucapan pemimpin harus bisa dipegang. Jangan jam dua bilang "tahu" jam empat bilang "tempe". Jangan bilang "tidak" ternyata "iya". Lanjut Prabowo.

Dikatakan, kredibilitas seorang pemimpin akan dilihat dari ucapannya. Karena ucapan seorang pemimpin adalah sabdo pandito ratu tak kena wola wali. Mengartikan bahwa seorang pemimpin yang dipegang adalah omongannya, termasuk konsistensinya dalam memegang teguh ucapannya, satunya kata dengan perbuatan, ora mencla-mencle, isuk tempe sore kedele, pagi tempe sore kedelai.

Pasalnya di sini seorang pemimpin menjadi panutan dan suri tauladan. Menjadi panutan dan suri tauladan bagi rakyat yang dipimpinnya. Karena dari sini pula kadar kualitas kepemimpinan seorang pemimpin dinilai dan dipertaruhkan di mata rakyat.

Bukan tidak mungkin, manakala seorang pemimpin suka berbohong, mencla-mencle, tidak satunya kata dengan perbuatan, akan menjadi boomerang bagi dirinya, ucapanmu adalah harimaumu.

Alex Palit, jurnalis, penulis buku "Ngaji Filsafat Kepemimpinan Prabowo Notonegoro".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun