Di sini saya tidak ingin mengomentari ditebarnya kampanye hitam (black campaign) terhadap Prabowo Subianto bertajuk "Tampar dan Cekik Wamen". Walau sudah diklarifikasi oleh yang bersangkitan sebagai hoax.
Dengan maraknya kampanye hitam diarahkan ke capres yang didukung enam  parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM), memperlihatkan semakin adanya bentuk ketakutan "pihak seberang", PS memenangi gelaran kontestasi Pilpres 2024.
Terkait bertebarannya ragam kampanye hitam terhadap dirinya, Prabowo meminta kepada para pendukung untuk tidak melayani dengan menyebarkan ujaran kebencian, baik di media sosial maupun di tempat lainnya.
Meski sering diserang dengan kampanye hitam oleh "pihak seberang", bahkan menjurus ke fitnah, Prabowo selalu mengingatkan kepada para tim suksesnya maupun pendukungnya untuk tidak membalas kampanye hitam tersebut dengan kampanye hitam pula.
"Jangan terlibat black campaign. Jangan membalas fitnah dengan fitnah. Fitnah kita balas dengan kebaikan," pesannya.
Asal Jangan Prabowo Berkhianat
Ketika menyinggung soal bahwa dirinya sering dikhianati, sebagaimana disampaikan Prabowo sela pidatonya di deklarasi dukungan Partai Gelora, Sabtu (2/9). "Ada dulu wartawan mungkin mau memancing saya, Pak Prabowo kok sering dibohongi ya, dan sering dikhianati ya?" kata Prabowo.
"Saya jawab, spontan saja, boleh Prabowo dibohongi, boleh Prabowo dikhianati. Yang penting, jangan Prabowo bohong dan Prabowo berkhianat," tandasnya.
Atas banyaknya kampanye hitam terhadap dirinya, maupun bahwa dirinya sering dikhianati, Prabowo menjawab, biarlah rakyat yang akan melihat, rakyat yang akan menilai, rakyat yang akan memberi suara, dan paling utama adalah Sejarah mencatat siapa di atas jalan yang benar dan siapa yang berkhianat kepada bangsa dan negara, ujarnya.
Ia tetap yakin pada pepatah filosofi hidup becik ketitik ala ketara, yang baik akan tampak dan yang jelek akan terungkap kejelekannya. Kebenaran itu pasti datang sekalipun akan dinyatakan oleh proses waktu.