Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mikul Duwur Mendem Jero dalam Surat untuk Sahabat Prabowo Subianto

9 Agustus 2023   17:27 Diperbarui: 9 Agustus 2023   17:42 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam obrolan meja makan, tiba-tiba spontanitas Prabowo bahwa kita masih sering usreg dengan masa lalu, mencari kesalahan-kesalahan masa lalu. Ini adalah set back, kemunduran. Kita harus menatap ke masa depan, bukan selalu usreg mencari kesalahan-kesalahan masa lalu, mikul duwur menden jero.  

Dalam perspektif kepemimpinan Jawa, filosofi mikul dhuwur mendem jero hendaknya tidak menjadikan kita selalu usrek pada masa lalu, mencari kesalahan atau suka menyalahkan dengan menyandingkan, membandingkan dan menandingkan bahwa dirinya lebih baik dan lebih hebat dari kepemimpinan sebelumnya. 

Dalam buku "Surat Untuk Sahabat", Prabowo menyampaikan bahwa seorang pemimpin hendaknya ojo adigang adigung adiguno. Di mana filosofi ojo adigang adigung adiguno mengajarkan bahwa manusia tidak boleh mentang-mentang dirinya paling hebat sebagai aji mumpung.

Pesan ojo adigang adigung adiguno ini juga mengingatkan seorang pemimpin untuk tidak menjadi lupa diri, merasa paling bisa, tetapi sebenarnya tidak bisa apa-apa. Termasuk untuk menutupi kelemahan dirinya lalu usreg mengkambing-hitamkan mencari kesalahan untuk kemudian ditimpahkan ke orang lain.

Kita gampang mengadili seseorang. Sementara kita sendiri terkadang tidak fair dan tidak bijak yang dengan begitu mudahnya dipengaruhi prasangka atau hanya dilandasi asumsi dalam mengadili seseorang baik lewat ujaran maupun dengan cara-cara trial by press.

Kita lebih gampang mencaci, memaki, menghujat dan mencari kesalahan dan mempersalahkan orang lain walau hanya didasari prasangka tanpa dukungan fakta dan bukti sekalipun.

Sementara kebaikan, jasa, keberhasilan, prestasi yang pernah diukir tidak pernah dipujikan dan acungan jempol, malah kalau perlu ditutup-tutupi dan dihapus seakan tak pernah ada. Dicari jeleknya buat dicaci, dihujat dan dipersalahkan, sebaliknya, baiknya atau prestasinya tidak dipujikan.  

Becik Ketitik Ala Ketara

Begitupun dalam kepemimpinan Jawa mengajarkan bahwa seorang pemimpin hendaklah ojo dumeh, dalam artian tidak mentang-mentang, merasa paling pintar dan paling hebat sebagai aji mumpung.

Sementara harus diingat bahwa alam punya logikanya sendiri dalam hal ini yaitu becik ketitik ala ketara. Dalam filosofi becik ketitik ala ketara, di mana kebaikan dan kebenaran akan dinyatakan, sedang segala kebusukan, kejahatan dan kemunafikan akan tersingkap, terungkap, terbongkar dan tertelanjangi dengan sendirinya. Sunatullah.

Sebagaimana diungkap Prabowo Subianto di buku "Surat Untuk Sahabat", mengutip kata-kata Presiden Amerika Serikat -- Abraham Lincoln, "You can fool some of the people all of the time, and all of the people some of the time, but you can't fool all of the people all of the time". Anda dapat memperdayakan semua orang untuk sementara waktu, dan memperdayakan sementara orang untuk selamanya, tetapi Anda tidak dapat memperdayakan semua orang untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun