Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eskatologis Ratu Adil di Zaman Edan

12 Juli 2023   00:20 Diperbarui: 12 Juli 2023   00:24 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mengacu pada buku "Ratu Adil" yang ditulis sejarawan Sartono Kartodihardjo, awal mula pemahaman Ratu Adil merupakan bentuk gerakan perlawanan petani terhadap dominasi kolonialisme Belanda.

Harapan datangnya Ratu Adil ini mengemuka mewakili suasana kebatinan rakyat di tengah kondisi sosial politik yang ditandai dengan terjadinya Zaman Edan. Dan harapan datangnya Ratu Adil merupakan eskatologis yang menggelayuti suasana kebatinan masyarakat yang meyakini akan keberadaan Ratu Adil sebagai pembebas dari dominasi yang dinilai menyengsarakan rakyat. Di mana saat itu rakyat kehilangan "kompas". Dalam keadaan kehilangan arah ini dipandangnya sebagai zaman edan.

Di tengah terjadi krisis multidimensional dan aneka tekanan hidup ini kemudian memunculkan kembali nilai-nilai kultural yaitu datangnya Ratu Adil atau Satria Piningit sebagai eskatologis.

Tinggal bagaimana kita secara intuitif menerawang dan membaca personality "Satria Piningit" muncul terpilih menjadi Satrio Pinilih Notonegoro sebagai antitesis Zaman Edan.

Seperti banyak disebutkan bahwa sosok Satria Piningit penuh selubung misteri. Dan kita pun tidak tahu kapan sosok yang dirindukan akan nongol menampakkan diri.

Atau malah kita tidak tahu dan tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sudah muncul dan berada di tengah masyarakat, berada di antara kita, cuma kita tidak tahu dan belum menyadari.

Atau bahkan yang bersangkutan bisa jadi juga tidak menyadari dan mengetahui bahwa dirinya memiliki sifat-sifat keutamaan sebagaimana disyaratkan figurisasi "Satria Piningit" atau "Ratu Adil" yang sedang dirindukan zaman.

Figur Ratu Adil ini bisa berasal dari kalangan mana saja. Dalam arti seperti itulah "wahyu, pulung, ndaru atau wangsit" hadir dalam Ratu Adil.

Adapun kalau kita merujuk pada konteks filsafat politik "Jangka Jayabaya", konsepsi "Ratu Adil" ini direpresentasikan lewat sosok Satria Piningit atau Satria Pinilih yang kehadirannya tidak lepas dari campur tangan "dunia Atas", sebagai wakil Tuhan di dunia yang diberi tugas untuk memimpin bangsa dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang adil dan bekerja demi mensejahterakan rakyatnya.

Adakah sosok Ratu Adil yang dirindukan zaman akan muncul di kontestasi gelaran Pilpres 2024. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun