Setelah 45 tahun berkiprah di musik, mulai bermain musik di gereja, keroncong, jazz dan malang-melintang di panggung rock, akhirnya Toto Tewel berhasil mewujudkan obsesi dan impiannya punya album solois instrumental yang diberi titel Miberdhewen (2018).
Sebagaimana judulnya, Miberdhewen diambil dari bahasa Jawa berarti terbang sendiri yang mengartikan bahwa proses penggarapan album yang makan waktu sekitar dua tahun ini semuanya pengisian musiknya ia kerjakan sendiri.
Sebelum gabung di Elpamas, pria kelahiran Malang -- Jawa Timur, 1 Januari 1958, bernama Emmanuel Herry Hertoto atau yang kemudian lebih dikenal dengan nama Toto Tewel, sempat bergabung sebagai gitaris di sejumlah grup band diantaranya Q-Red, Ogle Eyes dan LCC Band.
Sebagai gitaris rock, nama Toto Tewel semakin berkibar seiring reputasinya dengan secara tiga kali berturut-turut menyabet predikat the best guitarist di ajang Festival Rock se-Indonesia pada gelaran tahun 1984, 1985 dan 1986 yang dipromotori Log Zhelebour.
Atas raihan prestasinya ini semakin mengorbitkan namanya bertengger dideretan atas gitaris rock Indonesia. Tak heran bila namanya kemudian disebut-sebut sebagai salah satu gitaris rock terbaik Indonesia.
Selain di Elpamas yang sudah merilis enam album; Untukmu Generasiku (1989), Tato (1991), Bos (Bukan Orang Sinting (1993), Negeriku (1997), Dongeng (2000) dan  60Km/Jam (2003). Ia juga bergabung memperkuat kelompok musik Swami, Dalbo, Sirkus Barock, Kantata Takwa dan Iwan Fals Band.
Ia juga banyak membantu mengisi gitar dalam proyek album rekaman sejumlah artis, diantaranya Bangkit Sanjaya, Ikang Fawzi, Anggun C Sasmi, Yossie Lucky, Ita Purnamasari, Sawung Jabo, dan Mel Shandy & Metal Boyz yang terdiri dari Toto Tewel (gitar), Didieth Sakhsana (bas), Ian Hay (dram), Edi Darome (kibor), melahirkan album bertitel Ngeri.
Dalam kiprah bermusiknya Toto Tewel juga membuktikan kemampuannya sebagai aranjer, diantaranya menggarap lagu Bila Engkau Izinkan (Hengky Supit) di proyek album keroyokan 10 Ten Rock Vocalist produksi Logiss Records (1995), Misteri Cinta dan Warning! Global Warning album solo Setiawan Djody.
Ia dipercaya menggarap musik album Perahu Retak (1996) kolaborasi Franky Sahilatua dan budayawan Emha Ainun Nadjib sebagai penulis lirik lagu. Bahkan ketika dipercaya sebagai aranjer single lagu Menangis-nya Franky Sahilatua (1999), ia mendapat pujian yang menyebut bahwa lagu ini sebagai master piece Toto Tewel dalam menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang aranjer dan gitaris berskill tinggi.
Pada 10 & 11 Desember lalu, bertempat di Nard Rock Cafe area Prambanan, Klaten -- Jawa Tengah, kolaborasi Toto Tewel & Friends mengawali debutnya miber bareng.
Bermarkas di jalan Daksinapati Raya No.6A (di belakang UNJ Jakarta), sekaligus lokasi warung Asem-Asem Koko Tewel, sebagai base camp bermusiknya, miber bareng Toto Tewel.