Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Pancasila Rumah Kita" Nyanyian Keprihatinan Franky Sahilatua

1 Juni 2022   04:30 Diperbarui: 1 Juni 2022   04:34 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, tepatnya setiap 1 Juni, kita memperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Penetapan Hari Lahir Pancasila ini berawal saat Bung Karno menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara dihadapan para anggora Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), 1 Juni 1945.

Pidato yang disampaikan Bung Karno di sidang kedua BPUPKI oleh Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai "Lahirnya Pancasila".

Tapi di sini saya tidak mengulas berpanjang-panjang tentang pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Dan Pancasila kini menjadi dasar negara Indonesia.

Bertepatan 1 Juni 2022 menyambut Hari Lahir Pancasila, justru saya diingatkan kembali pada lagu "Pancasila Rumah Kita" ciptaan penyanyi balada Franky Sahilatua.

Sedikit cerita. Pada suatu hari (lupa tanggal dan tahunya), saya ditelpon Franky untuk bertemu di sebuah hotel di kawasan Senayan. Lama tidak bertemu, Franky cerita banyak hal, termasuk meminta saya untuk menulis buku "Franky Sahilatua -- Nyanyian Balada Anak Bangsa". Ternyata ia masih ingat obrolan kita bertiga, saya, Franky dan Teguh Esha. "Frank, hanya Alex yang nulis tentang kamu. Karena Alex yang tahu jeroanmu," kata penulis novel Ali Topan Anak Jalanan.

Saat itu, saya diberi CD "Pancasila Rumah Kita" dengan kover berwarna merah bergambar wajah Bung Karno, burung garuda Pancasila dan peta Indonesia. Album tersebut berisi 5 lagu: Rumah Kita Pancasila, Kembali ke Pancasila, Republiken, Paman Sam dan Paman Abu, dan Hitam Putih Negri.

Dan itu adalah pertemuan saya terakhir dengan penyanyi bernama lengkap Franklin Hubert Sahilatua, 16 Agustus 1953, meninggal dunia 20 April 2011.

Sekitar dua bulan lalu, saya baru tahu bahwa penyanyi lagu Perahu Retak ini juga merilis album "Pancasila Rumah Kita" dengan kover bergambar telur yang dirilis 2011. Karena penasaran, sekaligus sebagai kolektor kaset Franky & Jane, saya membeli album "Pancasila Rumah Kita" rilisan 2011 versi CD di lapak online.

Kalau di versi rilisan pertama berisi 5 lagu. Sedang di versi rilisan 2011, ada 12 lagu: Pancasila Rumah Kita, Kembali ke Pancasila, Pohon dan Merah Putih, Suara dari Kemiskinan, Kita-Kita Kamu-Kamu, Sesambating Manah, Ayo ke Laut, Hitam Putih Negri, Apa Bisa Tahan, Republiken, Aku Papua, Paman Sam dan Paman Abu.

Begitu saya dengarkan lagu-lagu yang ada di album ini, ternyata jauh lebih "tajam" dibanding album Perahu Retak (1996) liriknya ditulis oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), yang liriknya sarat dengan kritik sosial.

Di sini saya tidak ingin meresensi atau mengomentari lagu-lagu yang ada di album ini. Karena saya berkeyakinan bahwa keberadaan sebuah lagu akan senantiasa hidup mengatasi ruang dan waktu di setiap pendengarnya. Bahkan sebuah lagu tidak sekedar mengatasi ruang dan waktu, ia akan menemukan kontekstualitasnya dengan realitas suatu zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun