Seperti banyak disebutkan bahwa sosok Satria Piningit penuh selubung misteri. Dan kita pun tidak tahu kapan sosok yang dirindukan akan nongol menampakkan diri. Atau malah kita tidak tahu dan tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sudah muncul dan berada di tengah masyarakat, cuma kita tidak tahu dan belum menyadarinya.
Pastinya sang Satria Piningit itu bukan hasil karbitan pencitraan, ia lahir secara alamiah dari sebuah perjuangan panjang dalam upayanya menegakkan kebenaran, keadilan dan kebajikan.
Siapakah sosok Satria Piningit? Jawaban atas pertanyaan ini memang selalu ditunggu di setiap perbincangan Zaman Edan, termasuk siapa sejatinya Satria Piningit, Satria Pinilih yang akan terpilih menjadi Satrio Pinilih Notonegoro dalam suksesi kepemimpinan nasional mendatang. Bahkan ada saja dengan segala semiotik atribut dan pernak-perniknya, seseorang mengaku-aku, membaptis atau memproklamirkan diri figurisasi "Satria Piningit". Itupun sah-sah saja.
Sementara itu untuk menebak apa dan siapa sejatinya Satria Piningit yang sejati sebagaimana digambarkan dan disyaratkan tidaklah gampang, perlu penerawangan lebih lanjut, penilaian, termasuk rekam jejaknya ditelusuri.
D. Soesetro & Zein al Arief dalam bukunya berjudul "Satrio Piningit" menyebutkan bahwa sosok Satria Piningit sangat sukar untuk digambarkan secara pasti. Sebab orang akan selalu mengejar gambaran yang pasti, asal muasalnya, siapa orangnya, kiprah dan rekam jejak, sehingga tidak spekulatif. Pastinya kita tidak ingin terkecoh oleh Satria Piningit abal-abal atau kaleng-kaleng yang sengaja mengaku-aku atau membaptis diri sebagai Satria Piningit dengan segala semiotika atribut pernak-pernik pencitraannya.
Sosok Satria Piningit tidak akan tampil menampilkan diri. Namanya juga Satria Piningit, keberadaannya pun banyak diselimuti "misteri", sehingga banyak orang yang berspekulatif tentangnya. Tak heran bila ada banyak orang dibikin penasaran untuk mengetahui, main tebak, bahkan asal main tebak, siapa Satria Piningit.
Penampakkan diri sosok Satria Piningit itu bukan bak meteor terjatuh dari luar angkasa atau datang dari dunia antah berantah, atau sosok yang tiba-tiba muncul dari dalam gua, gunung atau hutan belantara. Atau sosok kemunculannya direpresentasikan olehh citraan berupa pajangan baliho-baliho tebar pesona di sepanjang jalan, bagi-bagi sembako, atau lewat hasil simulasi rilisan survei partisipan, atau dari deklarasi relawan pendukungnya.
Dalam konteks ini kita melihat Satria Piningit sebagai sebuah idealisasi konsepsi kepemimpinan. Di mana dari segi konsepsi kepemimpinan, Satria Piningit adalah gambaran seorang pemimpin ideal yang mampu menempatkan diri secara kontekstual di tengah masyarakat yang majemuk, pluralistik, serta memiliki sifat sebagai "juruselamat" yang mampu mengeluarkan bangsa dari pelbagai macam krisis.
Memang konsep itu terlalu ideal, namun itulah yang dimimpikan oleh rakyat. Ia adalah pribadi yang secara realitas sosial sudah ada bersosialisasi di tengah masyarakat, atau mungkin sekarang ada di sekitar kita, cuma kita tidak sadar dan tidak mengetahuinya, bahkan yang bersangkutan bisa jadi juga tidak sadar dan mengetahui bahwa dirinya memiliki sifat-sifat sebagaimana disyaratkan figurisasi Satria Piningit.
Adapun seorang Satria Piningit sejati tidak akan mengaku-aku, membaptis diri atau deklarasikan diri apakah lewat perantara relawannya, atau lewat pajangan baliho bahwa dirinya "Satria Piningit". Yang menjustifikasi siapa sejatinya Satria Piningit datang dengan sendirinya tumbuh dari akar rumput, datang dari hati nurani rakyat, di mana ia dianggap memiliki keutamaan sebagaimana disyaratkan sebagai Satria Piningit.
Di bukunya berjudul "Satrio Piningit -- Menanti Sosok Ratu Adil Menuju Zaman Keemasan Nusantara", Djoko Su'ud Sukahar menyebutkan bahwa perjalanan untuk menjadi Satria Piningit melalui proses yang panjang, bahkan melewati penggodokkan yang bersifat metafisis. Menurutnya, sang Satria Piningit inipun akan tampil secara mengejutkan di saat-saat krusial.