Siapa Satria Piningit, Satria Pinilih, Satrio Pinilih Notonegoro yang sedang dirindukan zaman?
Seperti banyak disebutkan, ia adalah sosok yang berselubung misteri. Kita pun tidak tahu kapan sosok Satria Piningit muncul menampakkan diri.Â
Atau malah kita tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sudah muncul berada di tengah masyarakat, cuma kita tidak tahu. Bahkan bisa jadi sang Satria Piningit sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah sosok Satria Piningit, sosok Satria Pinilih, sosok pemimpin yang dirindukan zaman sebagai Satrio Pinilih Notonegoro.
Di sini kita diajak menerawang siapa "Sang Presiden 2024" bukan dari adanya pragmatisme kepentingan politis, bukan pula dari urusan dukung-mendukung, bukan pula lantaran terprovokasi hasil framing simulasi rilisan survei, melainkan menyingkapnya dari "bahasa rasa".
Dengan "bahasa rasa", secara intuitif kita diajak menerawang, menyingkap, termasuk disertai membaca rekam jejak, siapa sejatinya dari 7 nama "Satrio Pinilih Notonegoro": Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Susi Pujiastuti dan Rocky Gerung.
Adakah di antara mereka yang secara personality mencerminkan figurisasi "Ratu Adil" sebagaimana yang tersurat dan tersirat di hermeneutika Jangka Jayabaya.
Adakah di antara 7 nama tersebut, sosok idea pemimpin atau penguasa kaloskagathos sebagaimana digambarkan dalam "Filsuf Raja" -- Platon di buku Politeia (The Republic).
Adakah di antara 7 nama tersebut yang dalam penerawangan "bahasa rasa" atau petunjuk "bahasa langit", siapa bakal penerima wangsit, "wahyu cakraningrat" atau "wahyu keprabon", sebagaimana disebutkan bahwa kekuasaan itu universum, ia tidak sekedar hadir sebagai sebuah legitimasi politik, didalamnya juga bersemayam sesuatu yang agung, mulia, sakral dan keramat, yang berasal dari "dunia Atas".
Semoga, siapa pun presiden terpilih di Pilpres 2024 mendatang, sebagaimana disebutkan Platon, ia adalah figur manusia utama (kaloskagathos) yang akan muncul untuk mereformasi masyarakatnya. Ia adalah manusia utama yang memiliki keutamaan-keutamaan pengetahuan (episteme) dengan segala kemampuan intelektualitasnya.
Semoga, siapa pun presiden terpilih di Pilpres mendatang, ia adalah figur sosok Satria Pinilih sebagai Satrio Pinilih Notonegoro yang akan membenahi zamannya yang bobrok oleh Zaman Edan. Ia hadir dengan segala keutamaan-keutamaannya sebagai Satria Pinilih sebagai antitesis Zaman Edan.
Pastinya dengan harapan, siapa pun nantinya terpilih dalam "Indonesia Memilih Presiden" di Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang merupakan sosok "Satrio Pinilih Notonegoro" memiliki kemampuan membawa perubahan kehidupan lebih baik, keluar dari krisis dan kemelut yang ada, keluar dari zaman kalabendu menuju zaman kalasuba, menuju kejayaan Nusantara sebagai negeri gemah ripah loh jinawi.