Saya tidak kenal Rocky Gerung (RG), juga tidak sekalipun pernah berjumpa dengannya. Saya mengetahui sosok RG Â dari Indonesia Lawyer Club (ILC)Â tayangan TV One, No Rocky -- No Party. Walau mungkin banyak orang yang dibuat gerah, tidak menyukai, benci dan marah, lantaran tersindir langsung oleh celotehan kritis kritiknya.
Saya suka RG, tapi bukan untuk disebut  fans RG. Saya menyukai filosofis pikiran kritisnya dan logika akal sehatnya. Bahkan dua semester ini, saya secara intens mengikuti kuliah gratis di  youtube "Rocky Gerung Official -- Forum News Network" (FNN) yang dipandu Hersubeno Arief.
Banyak ilmu yang saya serap dari materi kuliah gratisan yang ngeri-ngeri sedap tersebut. Pastinya kuliah gratisan ini semakin menambah wawasan kritis buat saya sebagai jurnalis.Â
Sayang rasanya kalau kuliah dua semester dengan materi yang campur aduk tidak membuahkan apa-apa. Sampai akhirnya terbesit di benak untuk bikin buku dari hasil kuliah gratisan tersebut.
Memang cukup sulit memilah dan menyaring dari sekian banyak tumpukan materi kuliah yang disajikan, butuh pengendapan khusus, untuk merangkum dan mengkristalisasikan.Â
Termasuk menentukan judul buku, topik bahasan apa yang sekiranya menarik secara kontekstual khususnya yang terhubung dengan realitas dinamika politik mutakhir memasuki tahun politik jelang Pilpres 2024, yang juga banyak disorot RG, seperti prihal intelektualitas harus mendahului elektabilitas, kritik tajamnya terhadap lembaga survei tentang permainan simulasi elektabiltas, juga tentang presidential threshold 0%Â yang sedang ia gaungkan. Â Â
Akhirnya dengan segala pertimbangan, kajian, disertai dukungan referensi pustaka yang saya miliki, mengerucut pada pilihan topik bahasan yang kini hangat diperbincangkan yaitu tahun politik jelang Pilpres 2024, untuk saya angkat sebagai tesis buku saya, berjudul:Â Sang Presiden 2024 -- Menerawang Figurisasi Satrio Pinilih Notonegoro Dalam Perspektif Filsafat Politik "Ratu Adil" -- Jayabaya & "Filsuf Raja" Platon.
Secara referensial, tesis buku ini mengulas filsafat politik: (1). Idealisasi kepemimpinan Ratu Adil yang terdapat di hermeneutik teks Jangka Jayabaya -- Prabu Jayabaya. (2). Tentang Negara idea dan Filsuf Raja yang beranjak dari filsafat politik Platon yang terdapat di buku Politeia (The Republic).
Selain Negara idea dan Filsuf Raja, juga tak kalah menarik di The Republic yaitu  tentang filosofi Alegori Gua dan Sofisme atau Sofistik, yang juga layak diketengahkan. Termasuk kritik Platon terhadap kaum Sofis sebagai cendekia yang menjajakan kepintarannya demi fulus atau cuan.Â
Di mana dalam konteks politik hari ini jelang gelaran Pilpres 2024, "kaum Sofis" inipun kini juga merebak tumbuh subur bagai jamur di musim hujan, kalau yang ini "Jamur Sofis di Musim Pilpres". Â
Buku 130 halaman dengan ukuran 12 x 18 cm, saya launching dengan mengambil momentum bertepatan ulang tahun saya, 19 Januari, diterbitkan secara self publishing di bawah payung  Aliansi Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia.