Di sini saya sengaja tidak menuliskan perpajangan akronim KKPM. Mohon pembaca sendiri memberi kepajangan akronim KKPM. Karena di tengah pemberlakuan PPKM, di kalangan masyarakat, akronim tersebut banyak diplesetkan multi arti dan makna. Di sini saya lebih memilih apa itu filosofi bambu carang gantung.
Di kalangan pengaji deling (bambu unik) Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), dikatakan bambu carang gantung, di mana dari batang utamanya banyak ditumbuhi mata tunas ranting (carang) yang menggantung berada di atas ruas. Â
Dalam kehidupan, filosofi bambu carang gantung ini sering dikaitkan atau direpresentasikan dengan simbolisasi kepemimpinan. Entah itu sebagai simbolisasi kepemimpinan dalam kehidupan rumah tangga, kehidupan sosial, oraganisasi, termasuk dalam kehidupan bernegara. Â
Makna simbolik dari bambu carang gantung ini merupakan penggambaran sisi lain yang harus dimiliki seorang pemimpin. Di mana sebagai batang utama, ia menjadi tumpuan harapan hidup bagi dahan ranting-rantingnya, dedaunan dan tunas-tunasnya agar bisa tetap tumbuh hidup subur dengan asupan nutrisi agar jangan mati kekeringan.
Di tengah pemberlakuan PPKM, bagaimana "batang utama -- carang gantung" tetap menjadi tumpuan harapan sebagaimana yang diamanahkan. Itulah inti kepemimpinan "Carang Gantung".
Salam sehat, tetap semangat di tengah suka duka Covid-19, semoga kita semua senantiasa dihindarkan dan dijauhkan dari Covid-19 dengan segala variannya. Dan semoga kita senantiasa dalam lindunganNya, Amin!
Alex Palit, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H