Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bambu Carang Gantung dan PPKM

21 Juli 2021   15:15 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:27 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Di sini saya sengaja tidak menuliskan perpajangan akronim KKPM. Mohon pembaca sendiri memberi kepajangan akronim KKPM. Karena di tengah pemberlakuan PPKM, di kalangan masyarakat, akronim tersebut banyak diplesetkan multi arti dan makna. Di sini saya lebih memilih apa itu filosofi bambu carang gantung.

Di kalangan pengaji deling (bambu unik) Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), dikatakan bambu carang gantung, di mana dari batang utamanya banyak ditumbuhi mata tunas ranting (carang) yang menggantung berada di atas ruas.  

Dalam kehidupan, filosofi bambu carang gantung ini sering dikaitkan atau direpresentasikan dengan simbolisasi kepemimpinan. Entah itu sebagai simbolisasi kepemimpinan dalam kehidupan rumah tangga, kehidupan sosial, oraganisasi, termasuk dalam kehidupan bernegara.  

Makna simbolik dari bambu carang gantung ini merupakan penggambaran sisi lain yang harus dimiliki seorang pemimpin. Di mana sebagai batang utama, ia menjadi tumpuan harapan hidup bagi dahan ranting-rantingnya, dedaunan dan tunas-tunasnya agar bisa tetap tumbuh hidup subur dengan asupan nutrisi agar jangan mati kekeringan.

Di tengah pemberlakuan PPKM, bagaimana "batang utama -- carang gantung" tetap menjadi tumpuan harapan sebagaimana yang diamanahkan. Itulah inti kepemimpinan "Carang Gantung".

Salam sehat, tetap semangat di tengah suka duka Covid-19, semoga kita semua senantiasa dihindarkan dan dijauhkan dari Covid-19 dengan segala variannya. Dan semoga kita senantiasa dalam lindunganNya, Amin!

Alex Palit, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun