Kemarin, saya sempat nonton Kabar Petang Pilihan -- TV One (10/6) menampilkan nara sumber Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, bertajuk "Master Politik Bahas Pilpres". Tapi di sini saya tidak ingin mengomentari apa disampaikan. Justru di sini kembali diingatkan pada sebuah dokumen foto pertemuan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir, di DPP PAN, 15 April 2009.
Selain diingatkan pada foto tersebut. Saya juga diingatkan pada sebuah adagiun Otto von Bismarck, politics is the art of the possible, politik adalah seni kemungkinan. Dalam politik tak ada yang tak ada, segala kemungkinan bisa terjadi.
Dari adagiun tersebut, dibenak saya sempat terpikir seandainya keduanya nanti bisa berjodoh dipasangkan untuk maju sebagai capres -- cawapres di pilpres mendatang.
Kebetulan saya mengenal keduanya. Termasuk sempat membaca gagasan visionernya yang dituangkankan dalam buku "Surat Untuk Sahabat" & "Membangun Kembali Indonesia Raya" (Prabowo Subianto) dan "Sintesa Budaya dan Peradaban Baru Indonesia" & "Membangun Kemandirian Bangsa" (Soetrisno Bachir). Jadi setidaknya tahu isi otaknya.
Setidaknya dari isi buku tersebut, saya nilai bahwa kedua tokoh yang juga memiliki keserupaan wajah berpipi tembem adalah sosok tokoh yang visioner.
Pastinya siapa pun capres -- cawapresnya, yang kita butuhkan saat ini adalah sosok kepemimpinan pemimpin bukan semata-semata atas dasar elektabilitas, juga memiliki kapasitas dan  gagasan visioner yang sudah terukur.
Pastinya siapa pun capres -- cawapresnya, yang kita dibutuhkan saat ini adalah sosok kepemimpinan pemimpin yang mampu merajut dan menyatukan kembali retakan kemesraan sosial dalam kehidupan berbangsa yang telah terpolarisasi oleh stigmatisasi simbolik. Â
Kalaupun kemudian saya mengandalkan keduanya sebagai pasangan capres -- cawapres, semua itu atas dasar isi otak dan gagasan visioner tentang Indonesia. Termasuk pasangan ini bisa diterima di tengah kalangan masyarakat Indonesia yang multikultural.
Tak kenal maka tak sayang. Saya yakin seyakin-yakin nama Soetrisno Bachir, mantan Ketua Umum PAN ini masih memiliki elektabilitas untuk masuk bursa capres -- cawapres mendatang.
Semoga momentum jepretan foto Prabowo Subianto -- Soetrisno Bachir, 15 April 2009, menemukan kembali momentum ulang dan berlanjut menjadikan fakta politis di pilpres mendatang. Semoga!
Alex Palit, citizen jurnalis, perwarta independen #SelamatkanIndonesia, pernah bekerja sebagai wartawan di Persda Kompas -- Gramedia dan Tabloid Musik ROCK, penulis buku "Rock Humanisme -- God Bless", "God Bless -- Aku Bersaksi", "Sejarah Festival Rock se-Indonesia -- Log Zhelebour", "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia", dan "Ngaji Deling -- Ratu Adil 2021 / 2024".