Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekuasaan Itu Universum

15 Maret 2021   11:57 Diperbarui: 15 Maret 2021   12:07 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dok Alex Palit

Dikatakan universum, dalam artian bahwa kekuasaan tidak lepas atau tidak bisa dipisahkan campur tangan dimensi alam semesta atau kosmologi. Sehingga menjadikan bahwa kekuasaan itu hadir sebagai sesuatu yang sakral.

Sebagaimana ditemui dalam budaya masyarakat Jawa, kekuasaan itu tidak sekedar sebagai sebuah legitimasi politis, di dalamnya juga melekat sesuatu yang agung, mulia, keramat, sakral, yang berasal dari "dunia Atas".

Kekuasaan dalam ajaran budaya Jawa mengandung dimensi metafisis yang terpancar dari energi kekuatan-kekuatan alam atau kosmos. Begitu halnya kekuasaan yang ada dalam diri seorang pemimpin tak lepas dari semua itu.

Secara konseptual, kekuasaan yang tertera dalam ajaran budaya Jawa berbeda dengan yang dipaparkan teori-teori Barat atau teori kekuasaan yang diperkenalkan oleh Machiavelli.

Kekuasaan dalam budaya Jawa adalah manifestasi universum. Ia akan bersemayam pada orang-orang terpilih yang mendapat "wahyu" dan memiliki daya "linuwih", maka terjunjung derajatnya untuk menyandang posisi pemimpin.

Di mana manifestasi "junjung derajat" itu sendiri merupakan perwujudan diangkatnya derajat seseorang di hadapan Sang Maha Kuasa, sekaligus terjunjungnya status sosialnya sebagai seorang pemimpin bertugas mengembang titah amanah yang diberikan kepadanya.

Termasuk adanya kepercayaan bilamana penerima "wahyu" ini dalam kepemimpinannya menyalahgunakan kekuasaannya, bertindak sewenang-wenang, berperilaku tidak adil, mandat itu akan ditarik kembali. Wahyu yang diterimanya akan hengkang meninggalkan dirinya, sebagaimana ditemui dalam kisah dunia perwayangan "Petruk Dadi Ratu". Itulah hukum alam.

Kisah "Petruk Dadi Ratu" adalah sebuah simbolisasi bagaimana masyarakat Jawa memaknai dunia kepemimpinan yang direpresentasikan lewat dunia perwayangan, di mana kekuasaan itu bersifat universum.

*) Artikel ini dicuplik dari buku "Ngaji Deling -- Ratu Adil", penulis Alex Palit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun