Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kitab Keramat "Ngaji Deling - Ratu Adil" Plus "Pring Petuk"

15 Maret 2021   08:50 Diperbarui: 15 Maret 2021   08:57 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sebut "kitab keramat" karena buku ini baru satu-satu buku yang mengulas rahasia ayat-ayat alam bambu unik, mulai dari pakemnya sampai nilai filosofinya yang terkandung di dalamnya.

Dalam khasanah pengaji deling Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), disebut sebagai kitab tanpo waton ora tinulis ning iso diwoco, kitab tak terlihat, tidak ditulis tapi bisa dibaca. Dari simbolisasi bahasa tanda baik yang tersurat dan tersirat dalam bambu unik, kita diajak membaca, menterjemahkan dan memberi arti dari makna pesan yang tersembunyi didalamnya untuk kemudian dipahami oleh tindakan batin atau pengalaman batin, dan kemudian dimaknai lebih jauh lagi dalam tindakan di tengah kehidupan. 

Selain memiliki nilai artistik sebagai karya seni alami, ada yang meyakini bahwa bambu unik ini memiliki "tuah" atau energi bawaan alami, misalkan diperuntukkan tolak bala energi negatif, seperti teluh, santet atau pagar ghoib. Ada pula yang meyakini bambu unik dengan spesifikasi bentuk tertentu memiliki "tuah" misalnya buat kelancaran usaha, kewibawaan, dan lain sebagainya.

Di antara sekian banyak ragam bambu unik, pring pethuk masih menjadi primadona yang diincar atau diburu para pencari bambu unik (bolankers) atau pengkolektor bambu unik. Bahkan disebutkan bahwa bambu petuk adalah raja bambu unik. Jangan heran bila kemudian menjadikan harganya fantastik. Selain dianggap memiliki energi atau tuah bawaan alami, pring pethuk ini memiliki pesan filosofi yang sangat mendalam.

Di kalangan pengaji deling KPBUN ada yang menyebutkan bambu unik sebagai "pusaka alam". Disebutkan sebagai "pusaka alam",  karena dianggap keberadaan bambu unik mawujud langsung dari alam, bukan hasil rekayasa kerajinan tangan manusia. Bahkan banyak di antara spesifikasi bentuk bambu unik ini merepresentasikan simbol-simbol khusus atau bahasa tanda, yang di dalamnya mengandung "pesan-pesan" yang tersembunyi.

Dalam khasanah budaya Jawa, ngaji deling inipun oleh leluhur nenek moyang dipakai sebagai pedoman atau sarana ajaran budi pekerti sebagai kitab nyoto seng alami sejareno laku urip, kitab nyata yang alami sebagai pedoman hidup, sebagai sarana pedoman ajaran budi pekerti, termasuk dalam hal dunia kepemimpinan.

Banyak simbolisasi dunia kepemimpinan juga dimanifestasikan oleh ragam bahasa tanda dengan makna simboliknya yang "dihadirkan" dalam unsur-unsur alam seperti yang terdapat pada bambu unik sebagai perlambang.

Sebagaimana judulnya "Ngaji Deling -- Ratu Adil", lewat makna simbolik ayat-ayat pusaka alam bambu unik, kita diajak membaca dari yang tersurat sampai tersirat di dalamnya sebagai simbolisasi kepemimpinan dalam perspektif bambu unik. Siapa sejatinya Ratu Adil?

Alex Palit, penulis buku, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun