Pada saat pertandingan persahabatan antara Indonesia melawan Arab Saudi meneer Wim beraniw mereshuffle pemainnya. Para pemain yang biasanya di bangku cadangan dipasang dari babak pertama. Penjaga gawang Made Wiryawan, Irfan Bachdim, Sinaga, dll. Penampilan mereka tidak mengecewakan, mereka menyajikan permainan yang memukau dari babak pertama hingga kedua berakhir. Khususnya Made Wiryawan yang menunjukan kepiawaiannya mengawal gawang Timnas. Made memiliki gerakan refleks yang sangat baik dan dalam penempatan posisi, demikian yang saya dengar dari reporter di TV  dalam bahasa Inggris. Hasil akhir perjuangan Timnas melawan arab ini imbang yang artinya Indonesia menunjukan kemajuan yang signifikan dibanding pertemuan sebelumnya yang kalah melulu dengan arab. Inilah keberanian Wim meresuflle para pemainnya untuk menunjukan permainan yang lebih hidup pada timnas. Dalam hati saya Wim adalah pelatih yang luar biasa, yang mampu membaca kelemahan di timnas dan mengambil solusi dengan me-resuffle pemainnya. Coba bayangkan jika pada saat uji coba timnas dibabat arab dengan skor yang memalukan. Pastilah semangat untuk melawan Qatar akan lain.
Demikian juga dengan desas desus belakangan ini yang menghebohkan dunia perpotikan di tanah air. Bahwa SBY telah melihat kelemahan pada tim kabinetnya yang mulai disorooti kinerjanya oleh masyarakat. Kinerja kabinetnya dianggap telah menjatuhkan kredibiliitas presiden. Maka telah dirancang untuk meresuffle orang-orang yang duduk dalam KIB. Kalau dalam sepakbola mereka berasal dari berbagai klub, dan tidak ada yang dari klubnya si WIM. Mereka tidak ada yang membawa kepentingan klubnya masing, tapi murni membela bangsa secara profesional, artinya selain membela bangsa mereka juga dapat bayaran..... SBY , malalui para penasihatknya , telah mengantongi calon menterinya dan akan langsung dipekerjakan dengan tugas dan tanggungjawabnya. tidak ada UJI COBA, yang jelas sama dengan WIM akan dan sedang mere-suffle.
Alangkah herannya saya ketika  meliahat susunan pemain  yang dipasang oleh WIm saat melawan Qatar tadi malam. Penjaga gawang Made, Irfan, sinaga, juga back kiri yang tinggi besar ( lupa namanya) tidak dipasang. si meneer justru menempatkan   ferry Rotinsulu, yang sering didera cidera,  sebagai penjaga gawang. Jelas pada gonl kedua qatar adalaah kesalahan ferry menempatkan pasisinya, dan dibaca oleh pemain Qatar. Bola ditembakan dengan pelan tapi menggantung, si ferry mati langkah hingga terjungkang kebelakang,..... Begitu pula pemain bertahan banyak membuat kesalahan, atauklah kuat dalaam duel head to head.
Inilah gambaran si Meneer yang ragu meneruskan rencana resuffle nya yang telah diuji cobakan dan berhasil menahan arab draw. ARab tidak jauh beda dengan Qatar, mengapa  masih mempertahankan susunan lama?.. Ah dasar penonton memang lebih pandai dari pelatih dan pemain.... Ya ini hanyalah   analisis  mantan pemain  tingkat propinsi di tahun 80-an.
Akankah SBY juga akan (seperti) meneer Wim yang akhirnya masih memakai pembantunya yang itu-itu juga, tidak berani mengambil pembantu baru yang lebih segar dan bersih dari unsur-unsur politis . Atau SBY dan WIM  memiliki visi yang sama, bahwa mereka ( pemain/Pembantu) haruslah yang memiliki jam terbang tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H