Mohon tunggu...
Alex Nggebu
Alex Nggebu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I am just a human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tempat dan Orang Paling Jujur

30 Maret 2010   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:06 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_112850" align="alignleft" width="150" caption="yahoo. "][/caption] Hari-hari belakangan ini yang menjadi hot issue adalah kata KETIDAKJUJURAN dari kasus bank century, markus di dirjen  Pajak, si gayus hingga.... banyaknya jawaban yang beredar di peserta UN SMA /SMP, entah siapa yang menyebarkan tapi mudah ditebak siapa yang punya kepentingan untuk itu.  Semua kata kuncinya tidak jujur.Sudah menjadi rahasia umum hampir di semua lini kehidupan ada ketidakjujuran. Ditempat yang mengawal moralitas manusiapun terjadi korupsi, sebut saja mantan menteri agama yang tersandung masalah korupsi dana abadi umat dan harus masuk hotel pordeo. Hakim dan jaksa nakal sudah banyak yang dikeluarkan dan diadili. Wah jadi bingung nich lantas dimana kah tempat dan menemukan orang-orang dan tempat yang menjunjung tinggi kejujuran tanya saya kepada seorang teman saya, Nyoman, yang berasal dari Bali. " pak Nyoman, heran saya kok tiap hari berita di TV didominasi dengan kasus korupsi dan penyelewengan  di berbagai lini kehidupan, lantas dimana lagi ada kejujura, ya?" " oh, itu gampang bro, masih ada satu tempat yang sangat  menjunjung kejujuran. Ditempat ini tidak ada hukum tertulis seperti perda atau UU apalagi KPK juga sangsi kurungan bagi yang tidak jujur, tapi..........u know,,,,,,,,,orangnya super jujur!!!" " ah, you must be kidding  bro... mana ada tempat dn orang seperti itu...sekarang kan jaman edan..!" " ada ..... you mau tau tempat itu...?" " ya ........di mana tuh...?" " you pasti tau dan aku tau kamu juga pernah main di tempat itu..." " ah ....tambah bingung aku..........dimana lah  >>>?" " ya..di tempat  gocekan ayam _ ( sabung ayam _) ... coba u perhatikan...ditempat ini begitu dua ayam aduan akan bertarung dan harga taruhan telah disepakati tidak ada pakai notaris atawa  jaminan ....n...orang - orang yang bertaruh di luar ( penonton dengan penonton ) atau di dalam penonton dengan pemilik ayam hanya mengacungkan jari yang menunjukan jumlah nominal taruhan tertentu, yang dihitung dengan kurs ringgit satu ringgit sama dengan Rp.2.500,00. Nah hanya dalam hitungan detik mereka sepakat...Ayam mulai bertarung..loncat dan terbang saling menikamkan taji yang tajam pada lawannya, diiringi dengan sorak sorai penonton, pebotoh ( penjudi ). Pertarungan ini berlangsung antara 1 - 1,5 menit dan sudah ada yang terkapar bersimbah darah....ketahuanlah pemenangnya.  Mereka yang berjudi...akan saling menghampiri teman taruhannya   dan yang kalah membayar kekalahannya kepada yang menang....tidak ada korupsi atau menipu...dengan melarikan diri dari arena. Padahal ada kesempatan untuk melakukan itu, tapi mereka tidak melakukannya. Dan ingat yang taruhan di arena sabung ayam ini dari kelas  2 ringgit sampai puluhan ribu ringgit.  Beh...Tapi sayang tempat ini tak ada tempat di Negeri ini,  karena ini adalah judi dan dilarang oleh undang - undang. ...........kata si Nyoman dengan logat kental balinya...sambil terkekeh......." " oh .....iya...ya.....man aku nggak perhatikan ini padahal aku pernah juga menang judi dengan  orang yang aku nggak kenal di sana  walau banyakan kalah....he.....he....." tak terasa waktu mengajar telah tiba.....guru piket datang menghampiri....pak ....bapak ada jam di kelas 9A.... " ok I know....I am going now,,,," Itulah sepenggal obrolan dengan Nyoman teman di bagian tata usaha tempat saya mengajar. Ternyata dia mengajarkan bahwa kejujuran masih dapat terjadi di tempat yang dianggap...."maksiat"  ( bukan berarti saya setuju dengan kemaksiatan ) ...sementara tempat yang menjadi panutan dan yang mengawasi kejujuran justru tidak jujur, walau  tidak semua.....but  jumlahnya cukup significantdi negeri yang  religious ini.....hmmmm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun