Mohon tunggu...
Alex Nggebu
Alex Nggebu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I am just a human

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengail di Samudera Kompasiana

16 September 2010   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Setelah sekian lama berkecimpung di kompasiana ini, banyak sekali pengetahuan yang saya dapat. Pengetahuan itu berupa ilmu-ilmu praktis yang berhubungan dengan kesehatan, teknologi dan keterampilan. Selain itu juga saya dapat mengetahui pemikiran dan pandangan para penulis dan para pemberi komentar dalam berbagai aspek di kehidupan ini. Menulis di kompasiana ibaratnya  seperti  mengail ikan. Mengapa demikian ? saya yakin para kompasianer  yang serius mengikuti perkembangan di kompasiana ini meraasakan hal yang demikian. Saat kita memposting suatu tulisan, pastilah kita ingin dibaca dan  diberikan tanggapan oleh para pembaca. Sama halnya saat kita menempatkan umpan di kail dan membuangnya kedalam air tentu kita berharap agar umpan itu dimakan oleh ikan, kalau bisa ikannya  gede-gede, atau yang kecil-kecil juga ok, asalkan banyak. Kalau melihat dari analogi mengail  ikan ini, maka umpan yang paling banyak diburu adalah umpan yang berbau agama, apalagi yang sedikit berbeda dari keyakinan mainstream pastilah mendapatkan tanggapan yang beragam. Biasanya yang keras memberikan tanggapan adalah orang - orang yang memiliki nama samaran atau tidak memiliki foto diri. Tetapi adanya juga yang memiliki identitas jelas dan memberikan argumen-argumen yang sangat ilmiah dan logic, walau terkesan keras dan menohok. Yang bersaing dengan topic  agama adalah yang berhubungan dengan syahwat alias  sex. Kalau yang satu ini, pastilah dikunjungi  banyak pembaca dan tanggapannya banyak pula   karena topik ini sangat menarik buat para pembaca.Maklum siapa sih yang nggak senang aktifitas sex dalam kehidupannya ? Kalau penulis yang sudah mumpuni apasaja yang ditulisnya pastilah mendapatkan tanggapan yang beragam, karena memang tulisannya berkelas. Saya pun sangat senang membaca tulisannya.  Dia ibarat nelayan dengan pukat harimau di kapalnya. Sebagai  penulis pemula, tentu saya sangat senang  bila ada yang menengok tulisan saya, apalagi memberikan tanggapan. Karena hidup ini berproses, kita harus memulainya dari hal yang sederhana dan kesalahan-kesalahan tentunya. Walaupun tidak banyak ikan yang menyentuh kailku, aku akan tetap menjadi nelayan di tengah samudera kompasian ini. Minimal belajar dari para nelayan yang berpengalaman. Kiranya kompasiana ini menjadi tempat untuk membagi ilmu dan pandangan pemikiran. Kalaupun ada yang berbeda bahkan mungkin menyinggung perasaan  tentu harus disikapi secara bijaksana. Karena saya percaya bahwa kebenaran hari ini, bukanlah berarti kebenaran esok hari (lagunya ahmad dhan). Janganlah bosan melemparkan umpan, berupa apa saja sepanjang umpan itu anda yang meramunya sendiri bukan umpannya nelayan lainnya. Kalaupun umpannya tetangga, maka tuliskanlah itu umpannya siapa. Sehingga kita tetap menghargai tulisan orang lain, dan tidak melakukan plagiatisme. selamat menulis, dan berkarya dalam tulisan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun