Setelah sekian lama berkecimpung di kompasiana ini, banyak sekali pengetahuan yang saya dapat. Pengetahuan itu berupa ilmu-ilmu praktis yang berhubungan dengan kesehatan, teknologi dan keterampilan. Selain itu juga saya dapat mengetahui pemikiran dan pandangan para penulis dan para pemberi komentar dalam berbagai aspek di kehidupan ini. Menulis di kompasiana ibaratnya seperti mengail ikan. Mengapa demikian ? saya yakin para kompasianer yang serius mengikuti perkembangan di kompasiana ini meraasakan hal yang demikian. Saat kita memposting suatu tulisan, pastilah kita ingin dibaca dan diberikan tanggapan oleh para pembaca. Sama halnya saat kita menempatkan umpan di kail dan membuangnya kedalam air tentu kita berharap agar umpan itu dimakan oleh ikan, kalau bisa ikannya gede-gede, atau yang kecil-kecil juga ok, asalkan banyak. Kalau melihat dari analogi mengail ikan ini, maka umpan yang paling banyak diburu adalah umpan yang berbau agama, apalagi yang sedikit berbeda dari keyakinan mainstream pastilah mendapatkan tanggapan yang beragam. Biasanya yang keras memberikan tanggapan adalah orang - orang yang memiliki nama samaran atau tidak memiliki foto diri. Tetapi adanya juga yang memiliki identitas jelas dan memberikan argumen-argumen yang sangat ilmiah dan logic, walau terkesan keras dan menohok. Yang bersaing dengan topic agama adalah yang berhubungan dengan syahwat alias sex. Kalau yang satu ini, pastilah dikunjungi banyak pembaca dan tanggapannya banyak pula  karena topik ini sangat menarik buat para pembaca.Maklum siapa sih yang nggak senang aktifitas sex dalam kehidupannya ? Kalau penulis yang sudah mumpuni apasaja yang ditulisnya pastilah mendapatkan tanggapan yang beragam, karena memang tulisannya berkelas. Saya pun sangat senang membaca tulisannya. Dia ibarat nelayan dengan pukat harimau di kapalnya. Sebagai penulis pemula, tentu saya sangat senang bila ada yang menengok tulisan saya, apalagi memberikan tanggapan. Karena hidup ini berproses, kita harus memulainya dari hal yang sederhana dan kesalahan-kesalahan tentunya. Walaupun tidak banyak ikan yang menyentuh kailku, aku akan tetap menjadi nelayan di tengah samudera kompasian ini. Minimal belajar dari para nelayan yang berpengalaman. Kiranya kompasiana ini menjadi tempat untuk membagi ilmu dan pandangan pemikiran. Kalaupun ada yang berbeda bahkan mungkin menyinggung perasaan tentu harus disikapi secara bijaksana. Karena saya percaya bahwa kebenaran hari ini, bukanlah berarti kebenaran esok hari (lagunya ahmad dhan). Janganlah bosan melemparkan umpan, berupa apa saja sepanjang umpan itu anda yang meramunya sendiri bukan umpannya nelayan lainnya. Kalaupun umpannya tetangga, maka tuliskanlah itu umpannya siapa. Sehingga kita tetap menghargai tulisan orang lain, dan tidak melakukan plagiatisme. selamat menulis, dan berkarya dalam tulisan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H