" hai pak, apa kaba, pakr?" sapa dua orang anak baru gede saat memasuki warnet langgananku. " hey, baik...baik kamu bagaiman" balasku. sambil berusaha mengingat kedua anak itu. Akan tetapi wajah mereka sangat familiar buat aku, mereka adalah bekas muridku beberapa tahun yang lalu. Hanya saja nama mereka sudah lupa dari ingatanku. " pak, apa masih mengajar di sana (maksudnya sekolah mereka dulu).?" tanya mereka "oh, ya masih .... saya senang mengajar di san.?" balasku..... " kalian sekarang sekolah dimana?" " oh, kami sudah selesai SMA pak tapi belum melanjutkan, nggak ada biaya untuk kuliah." jawab mereka Banyak lagi pertanyaan dan obrolan kami, hingga salah satu dari mereka menanyakan salah satu guru di sekolah kami, sebut saja pak "X" " pak, apakah pak X itu masih mengajar disana?" tanya salah satu dari mereka " oh, masih....masih mengajar" jawabku " saya masih dendam dengan dia pak, karena dulu saya ditempeleng hanya karena saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan". katanya dengan wajah yang agak serius. Mendengar kalimatnya saya jadi tersentak, ternyata apa yang kita lakukan sebagai guru akan direkam oleh anak didik kita, sampai kapanpun. Apa yang dia katakan memang sepele tapi bagi seorang guru kalimat itu sangat merasuk dihati saya. Saya sangat yakin bila kita memberikan sesuatu yang buruk kepada murid-murid kita maka kita akan dikenang mereka sebagai pribadi guru yang buruk pula. Akan sebaliknya bila kita memberikan kepada mereka sesuatu yang baik, maka mereka akan mengenang kita sebagai seorang yang baik pula. semoga saya tidak menjadi guru X yang dimaksud oleh murid-murid saya kelak. Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada saya. semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H