Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Simbol pada Motif Kain dan Pahatan Batu Kubur

26 Oktober 2022   21:19 Diperbarui: 26 Oktober 2022   21:28 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baik pada selembar kain tenun, maupun pada batu kubur, adalah simbol yang mudah ditemukan jika Anda berkunjung ke Sumba, NTT. Pada motif kain tenun di Sumba Timur misalnya, simbol diambil dari dunia flora dan fauna yang dibahasakan dalam syair adat sebagai personifikasi watak manusia.

Simbol burung kakatua misalnya melambangkan persatuan dan kesatuan. Mencerminkan jiwa masyarakat Sumba dalam mengambil keputusan dengan musyawarah untuk sepakat dalam hampir semua urusan. 

Dalam bahasa Kambera dikenal syair adat  "kaka ma kanguhuru, pirihu pa uli" (kakatua yang berkelompok, nuri yang berkawan). Burung kakatua dan nuri selalu terbang dalam gerombolan.

Ada pula ungkapan lain: "Ambu kaka ngandi undi, ambu manginu ngandi rota" (Jangan menjadi kakatua pembawa jelatang, tidak boleh sebagai pipit penyebab gatal-gatal). Petuah ini sebagai peringatan agar berhati-hati terhadap orang-orang yang membawa berita hoax yang dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.

Kalau Anda pernah ke Sumba dan mendarat di Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu, tak jauh dari gerbang keluar ada tugu yang membagi jalan menjadi dua jalur. Pada tugu itu tampak pahatan hewan buaya dan kura-kura. 

Buaya menjadi simbol kesaktian dan pengaruh yang besar, sementara kura-kura sebagai lambang kebijaksanaan dan kebesaran. Ketika saya meliput tempat wisata Air Terjun Tanggedu di Desa (persiapan) Tanggedu, Kecamatan Kanatang, di kampung Tanamiting tempat parkir ojek-ojek, terdapat makam dengan simbol buaya dan kura-kura seperti dalam foto di bawah ini.

Simbol kura-kura pada sebuah makam di Tanggedu, Sumba Timur.(Dokpri) 
Simbol kura-kura pada sebuah makam di Tanggedu, Sumba Timur.(Dokpri) 

 Pada gerbang masuk ke kota Waingapu dari arah barat, pada kilometer 10, pada ketinggian bukit-bukit, terpampang simbol Kabupaten Sumba Timur dengan gambar seekor kuda jantan. Kuda atau njara dalam kehidupan masyarakat Sumba adalah binatang peliharaan serba guna. 

Selain menjadi alat transportasi, kuda juga menjadi penentu status sosail pemiliknya. Kuda memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi hewan yang diperhitungkan dalam adat perkawinan dan kematian. Kuda adala simbol keberanian dan ketangkasan.

Patung kuda yang menjadi simbol Kabupaten Sumba Timur (Dokpri)
Patung kuda yang menjadi simbol Kabupaten Sumba Timur (Dokpri)

Masyarakat Sumba bergelimang dengan berbagai simbol. Yang menggambarkan keseharian di dunia fana, dan kelak di "sana".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun