"...Hanya ada satu aturan: keheningan absolut. Tidak boleh ada interaksi, tidak boleh ada percakapan. Penjara tidak "melunakkan", penjara bertugas menghancurkan---fisik dan mental. Meracuni benak, menindas harapan, hingga tidak ada lagi yang tersisa selain rasa takut, dan kematian menjadi pilihan yang lebih masuk akal..."
Kali kedua ia berhasil lolos, tapi tertangkap. Hukuman seumur hidup isolasi di Pulau Setan. Tapi penjara tidak pernah meruntuhkan semangat Papillon untuk menjadi manusia bebas. Kali ini ia pasang strategi. Pura-pura gila agar ditempatkan di sebuah pulau karang yang minim pengawasan.
Dari pulau inilah ia berhasil lolos, memakai "rakit" dua karung kelapa tua yang ia naiki dan dibiarkan dibawa arus hingga ke Venezuela. Selain sebagai rakit, kalau lapar ia bisa makan daging kelapa tua. Tahun 1945 ia menjadi warga negara Venezuela. Tahun 1969 Â ia menulis memoar yang berisi kisahnya itu, dibawa ke Prancis untuk diterbitkan.
Meski mendapat pengampunan dari  Kementerian Kehakiman Prancis pada 1970, Papillon memilih menetap di Venezuela. Ia meninggal karena kanker tenggorokan di Madrid, Spanyol, pada 29 Juli 1973.
Tahun  1973 berdasarkan novel tersebut, dibuatlah film Papillon (yang pertama).  Steve McQueen jadi Papi.  Luis Dega diperankan Dastin Hoffman. Jalan cerita antara film pertama dan kedua tak beda jauh.Â
Menariknya adalah dalam dua film ini ada aktris berdarah Indonesia ambil bagian. Poppy Mahendra (gadis Indian bernama Zoraima) pada film 2018, Â dan Ratna Assan, model Majalah Playboy pada versi 1973. Juga berdarah Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H