Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Tarimbang, Bersua Laut Biru Langit Biru

10 September 2022   05:55 Diperbarui: 10 September 2022   06:00 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama dengan latar Pantai Tarimbang (Dokpri)

Pantai Tarimbang di Desa Tarimbang, Kecamatan Tabundung di bagian selatan kabupaten Sumba Timur, NTT,  bisa dijangkau dari Waingapu dengan berkendara selama 3 jam melewati bukit-bukit dan savana luas membentang. 

Ini salah satu pantai yang menjadi tujuan wisata utama, meskipun belum ditangani secara maksimal oleh pemerintah kabupaten. Silahkan Anda datang dan masuk dengan gratis.

Kemarau sudah turun di Pulau Sumba pada September ini. Bukit-bukit dan savana tampak coklat kehitaman. Sesekali asap sisa padang terbakar mengepul putih ke udara. Entah bagaimana masyarakat di Sumba masih suka menempuh cara praktis untuk menghasilkan rumput hijau bagi ternak mereka dengan membakar padang? 

Maka pada kemarau seperti ini, ketika terik matahari berpadu udara kering dan alang-alang yang mulai kerontang, kebakaran padang di Sumba Timur seperti menyiramkan bensin ke dalam api.

Seluas padang membentang, seluas api menjalar. Silahkan dilihat beberapa kilometer keluar kota Waingapu ke arah barat, pada kilometer 12-15 misalnya, tampak bukit-bukit yang mulai menghitam. Itu bekas dibakar!  

Pemandangan bukit dalam perjalanan (Lex) 
Pemandangan bukit dalam perjalanan (Lex) 
Tapi biarlah 'padang berlalu', mari nikmati Tarimbang. Dari Waingapu, kami berbelok di simpang Praipaha. Ini kampung Praipaha. Ada sebuah sekolah dasar dari tahun 1960-an di sana, milik sebuah yayasan. 

Sejak beberapa kilometer dari pertigaan ini hingga nanti di pantai, silakan menikmati perjalanan melingkari perut-perut bukit, melewati perkampungan warga, dan jika beruntung mungkin bisa bersua gerombolan ternak yang dilepas bebas. 

Namun pada musim kemarau seperti ini, mereka berada di kaki-kaki bukit yang dalam, yang masih menyisakan air dan rumput hijau. Yang ada bayangan pohonnya.  Dan kaki bukit itu nun berada di jauh di bawah sana!

Sejam berselang,  Simpang Tarimbang sudah dijangkau. Sebuah pertigaan untuk tujuan yang berbeda; sebelah kiri ke Desa Karita, dan kanan terus ke Tarimbang.

Salah satu sisi Tarimbang (Lex) 
Salah satu sisi Tarimbang (Lex) 

Saya pernah datang pada musim yang berbeda. Pada akhir Maret 2022. Ketika bentang alam Sumba Timur masih hijau sejauh mata memandang. Bukit-bukit dan savananya seperti beludru hijau yang sengaja digelar. 

Ketika sungai-sungai masih mengalirkan air. Tapi pada bulan September ini, savana dan bukit-bukit di Sumba sudah berganti warna, menjadi coklat dan kuning. Tapi ini "surga" bagi penggemar fotografi. Sebab warna ini justru memberikan kontras yang bagus.

Dan Pantai Tarimbang sendiri? Ia seperti tersembunyi di balik pohon-pohon. Setelah melewati Gereja Kristen Sumba Tarimbang, itu pertanda hanya perlu sepuluh menit lagi untuk tiba di sana. Belok kiri, dan kita langsung berhadapan dengan keelokannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun