Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Nama adalah Tanda

4 September 2022   07:19 Diperbarui: 4 September 2022   07:26 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa boleh buat, mari kita tinggalkan Shakespeare dengan tragedi Romeo-Juliet "What's in a name?"  Bunga mawar tetap punya wangi mawar bahkan kalau diberi nama lain.

Tetapi kali ini "nomen est omen". Nama adalah identitas! Ia tanda!

Ilmu tentang nama disebut "onomastika".  Kategorinya dua: Antroponim untuk riwayat nama orang; "toponimi" tentang asal-usul nama suatu tempat (Bahasa Yunani: Topoi=tempat, onama=nama). Secara harafiah "toponimi" dapat diartikan sebagai  "nama tempat".

Pemberian nama terhadap kampung atau tempat di kalangan masyarakat Sumba (setidaknya pada suku Kodi di  Sumba Barat Daya)  terkait lingkungan alam tempat tinggal atau topografinya.  

Nama "Kapaka" yakni pohon Kepuh (Sterculia foetida),  sebab di tempat itu dahulu pernah ada pohon kapaka. Atau kampung Ice Daha (elok pandang) sebab ia berada di ketinggian bukit dan penghuninya memandang savana yang luas di depannya. Atau Homba Karipit, yang menjadi "kota" pendidikan di Kodi sejak 1930 hingga sekarang, sebab di sana ada danau tempat bertumbuh cendawan (Homba=danau; Karipit=cendawan).

Buah Kepuh yang sudah matang (Sumber: ciripohon.com)
Buah Kepuh yang sudah matang (Sumber: ciripohon.com)

Ada pula penamaan kampung atau wilayah karena aspek interaksi sosial, misalnya, Kapaka Hurudandu, yakni pohon kapaka tempat para serdadu (hurudadu) Belanda beristirahat, ketika akan menyerang  Laskar Kodi pimpinan Wona Kaka di benteng "alam" Rambemanu dalam Perang Kodi 1911-1913.

Di Kodi sependek pengetahuan penulis (juga atas identifikasi teman-teman), terdapat 12 kampung yang memakai nama "kapaka" yakni:

  1. Kapaka Pandadungo (Desa Mali Iha)
  2. Kapaka Madeta (Desa Kapaka Madeta)
  3. Kapaka Rongge  (Desa Kawango Hari)
  4. Kapaka Wuni (Desa Bukambero)
  5. Kapaka Malenggeng (Desa Bukambero)
  6. Kapaka Dadu (Desa Bukambero)
  7. Kapaka Hurudandu (Desa Hohawungo)
  8. Kapaka Nipin ( Desa Hameli Ate)
  9. Kapaka Malupu (Desa Onggol)
  10. Magho kapaka (Desa Mangganipi)
  11. Lenang Kapaka(Desa Nangga Mutu)
  12. Kapaka Ndori (Moro Manduyo---Desa Karoso)
    Pohon Kepuh dewasa (Sumber:jumpsohigh.com) 
    Pohon Kepuh dewasa (Sumber:jumpsohigh.com) 

Kepuh atau kapaka merupakan pohon berkayu lunak dari genus terculia. Ia bisa bertumbuh sampai ketinggian 30 meter dengan garis tengah 90 cm sehingga bisa dipeluk oleh dua orang dewasa. Pohon ini bertumbuh subur antara lain di India, Taiwan, Indonesia, Filipina, Ghana, Australia, Hawaii, Mozambik dan Togo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun