Setidaknya berjarak 40 tahun kemudian, setelah menggemari sejarah secara umum saya baru tahu tentang dua hal. Pertama, tentang Eduard Douwes Dekker (EDD) alias Multatuli yang menulis novel Max Havelaar dan Ernest Francois Eugene (EFE) Douwes Dekker yang pendiri Indische Partij, partai politik pertama di Indonesia pada 1912, mengambil nama Indonesia Danudirdja Setiabudi. Keduanya memang memiliki pertalian darah, namun ini dua orang yang berbeda. "Douwes Dekker-Multatuli" merupakan kakak dari opa "Douwes Dekker- Indische Partij". Berarti Danudirdja Setiabudi memanggil 'kakek" kepada EDD.
Yang kedua, dan ini silahkan Anda menertawai saya, bahwa ternyata HR Rasuna Said adalah seorang perempuan. Selama ini saya menganggap beliau laki-laki. Bayangkan, sudah tua begini baru tahu saya bahwa pahlawan nasional yang namanya dipakai sebagai nama salah satu jalan protokol di Jakarta, Jalan H.R Rasuna Said adalah seorang PEREMPUAN.
Seperti saya kutip dari Wikipedia dan beberapa sumber lain, nama lengkapnya adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Ia seorang perempuan Minang, lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat pada 14 September 1910 dan meninggal di Jakarta, 2 November 1965 pada umur 55 tahun.
Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan nasional Indonesia. Seperti Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Dengan demikian, kesalahan 40 tahun sudah diperbaiki!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H