Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini Asal-Usul Gaya "Panenka" Dalam Adu Pinalti

28 Agustus 2022   08:04 Diperbarui: 28 Agustus 2022   08:40 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya masih ingat perhelatan Euro 2012, ketika Italia mesti menuntaskan laga usai bermain tanpa gol dengan Inggris di sepanjang pertandingan.

Inggris sedang unggul 2-1 ketika tendangan Camoranessi melebar ke sisi kanan gawang Joe Hart. Penendang ketiga Italia adalah Andre Pirlo. Hart melakukan intimidasi dengan menjulurkan lidah dan bergerak ke kanan-kiri. Namun Pirlo tampak tenang. Ia mundur empat langkah. Hart mengira Pirlo akan menembak keras. Namun yang terjadi sebaliknya. Pirlo berlari pelan, mencungkil bola ke tengah gawang. Sementara Hart terlanjur membuang diri ke kanan. Gol! Itulah gaya cungkil bola "Panenka" yang mematikan.

Gol ala Panenka dari Pirlo itu meruntuhkan kepercayaan diri dan mental pemain Inggris. Setelah gol Pirlo Itu, dua eksekutor Inggris, Ashley Young dan Ashley Cole gagal mengeksekusi penalti.

CR7 banyak kali memakai gaya "Panenka" saat mengambil tendangan 12 meter. Juga Lionel Messi. Pemain gaya "preman" seperti  Sergio Ramos ketika masih bermain di Madrid juga sering memakai gaya ini. Juga Ronaldo "kuncir", Ronaldo "gigi kelinci" dan  Zidane. Tapi yang paling top memakai gaya penenka menurut saya adalah Andre Pirlo.

Penganut gaya ini mesti punya nyali seteguh baja. Apalagi kalau menjadi penendang pertama. Soalnya bola tidak dilabrak keras ke sisi kiri, kanan atau atas, tapi di"cungkil" ke tengah gawang. Pelan, namun mematikan.

Adalah Antonio Panenka (71), mantan pemain timnas Ceko yang membuat abadi gaya tendang pinalti ini. Ia memakainya waktu ketemu Jerman (Barat) di pertandingan final kejuaraan Eropa UEFA pada tahun 1976.

Antonio Panenka (Sumber:Alcethron) 
Antonio Panenka (Sumber:Alcethron) 

Ceko vs Jerman Barat masih imbang 2--2 dalam perpanjangan waktu. Adu pinalti tak dapat dihindari. Semua pemain Jerman Barat bikin gol, kecuali Uli Hoene yang menendang terlalu tinggi sehingga bola tidak masuk ke gawang. Kedudukan 4-4.

Antonio Panenka penendang kelima. Dengan beban berat di punggung. Sebab penjaga gawang yang ia hadapi ini bukan main-main hebatnya. Ia maju. Mengambil ancang-ancang dua meter. Berlari kecil ia men-chip bola ke tengah gawang. Bola melambung lunak melewati Maier. Mendarat manis. Sepp Maier yang terlanjur terbang ke kiri terperangah. Golll...! Ceko juara.

Sejak itu, tendangan-tendangan  pinalti yang di-chip, dinamai tendangan Panenka. Tendangan cantik yang mematikan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun