Kita kerap menemukan pemakaian kata yang sama dalam bahasa tulis maupun lisan, namun dengan arti yang berbeda-beda. Biasanya digolongkan ke dalam homograf yakni kata yang ejaannya sama tetapi berbeda dalam pengucapan. Misalnya kata  "apel" yang berarti "buah", tetapi juga bermakna "upacara".
Atau digolongkan ke dalam homonim yakni kata yang  memiliki penulisan dan pengucapan yang sama akan tetapi maknanya berbeda: Misalnya dalam kata "bisa" untuk "dapat",  dan "bisa" yang berarti "racun", dan sebagainya.
Tetapi bagaimana dengan kata "bomber" yang diserap dari bahasa Inggris?
Dalam KBBI kata  "bomber" memiliki dua pengertian yakni "pesawat terbang pengebom" (kata benda) dan "orang yang gemuk kekar" (kiasan).
Mari kita simak dua  judul berita di bawah ini:
- Ali Imron Mantan Bomber Bom Bali Telah Bertobat
- Profil Abdulla Yusuf Helal, Bomber Baru Persija Rasa Liga Champions
Pada kalimat yang pertama, arti kata "bomber" yang dimaksud oleh wartawan adalah orang yang melakukan pemboman di Bali  merujuk pada peristiwa "Bom Bali I" pada 12 Oktober 2002  yang menewaskan 200 orang di klub malam Paddy's Pub dan Sari Club. Kini Ali Imron mendekam seumur hidup di penjara.Â
Sementara pada kalimat kedua tentu saja adalah  pemain sepak bola klub Persija Jakarta asal Bahrain yang lahir pada 12 Juni 1993 bernama Abdulla Yusuf Helal. Ia berposisi sebagai penyerang depan atau striker. Tugasnya adalah memasukkan bola ke gawang lawan.Â
Dari kata "bomber" kemudian muncul istilah "bombardir" atau "membombardir" yakni menyerang daerah lawan secara bertubi-tubi. Ambil contoh:
"Meskipun Persib Bandung terus-menerus membombardir pertahanan Bali United, mereka tetap kalah 2-3 dalam pekan kelima Liga Indonesia pada Selasa (23/8/2022)".
Belakangan muncul juga istilah "jaket bomber" di kalangan pencinta fashion yakni jaket dari bahan nilon yang bentuknya mengembung. Jaket ini awalnya dipakai oleh para pilot pesawat tempur Amerika pada Perang Dunia I untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat di ketinggian karena pesawat pembom ketika itu belum memiliki kokpit tertutup. Juga istilah "jaket bomber" di kalangan teroris yakni ketika anggotanya melakukan pengeboman dengan menempelkan bom rakitan di tubuh  dan meledakkan diri.
Presiden Jokowi pernah ikut memakai "jaket bomber" dan menjadi panutan, ketika naik motor di beberapa tempat di Indonesia.