JALAN itu lurus. Lebarnya hanya satu meter. Batu kerikil berserakan di badannya. Aspal tipis mulai mengelupas.
Sebelum melampaui sebuah tikungan, persis di samping rumah dinas pendeta, di sebelah kiri terdapat  lapangan sepakbola. Rumputnya kerontang oleh kemarau. Berwarna coklat kekuningan. Pada sisi kanan lapangan bola itu, sebuah bangunan tua dengan menara lonceng yang menjulang. Di pucuknya terdapat replika ayam jago.
Itulah  Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat Palalangon, di Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.
***
Kami tiba dini hari di Kampung Palalangon, minggu kedua Agustus lalu. Satu mobil berangkat lewat Jonggol lurus ke Cianjur, sementara satunya lagi mengambil jalan ke arah Bandung lewat tol. Â Kami keluar sebelum pintu tol Cipularang, lalu memutar menuju Cianjur.
Satu mobil dengan Alex Banua membuat saya banyak mendapat cerita tentang Palalangon. Maklum Alex bertugas selama 11 tahun di Palalangon sebagai pemimpin jemaat di sana.
"Saya mengenal Palalangon seperti mengenal telapak tangan saya sendiri," kata Alex sedikit  berseloroh. Alex pula yang menyusun buku sejarah pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Kristen di sana.
"Kalau mau diterbitkan harus diperbarui lagi," kata dia.Â
Penginjilan NZV
Kekristenan di Ciranjang adalah hasil pelayanan Nederlandsche Zendings Vereeniging (NZV). Perhimpunan Pekabaran Injil ini berbasis Gereja Hervormd di Rotterdam, Belanda. Mereka aktif di ladang misi Jawa Barat sejak 1862.Â