Tahun 2011 saya ke Muara Siberut di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kabupaten ini terdiri atas Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Ibukota Kepulauan Mentawai berada di Tuapejat, Pulau Sipora.
Pada waktu yang berlainan, setahun kemudian, saya ke Tuapejat. Dua kali.Â
Di Muara Siberut ada sebuah kanal yang disebut "Kanal Monaci". Panjangnya sekitar 1,5 kilometer. Kanal ini memperpendek jarak antara Muara Siberut dan wilayah Desa Katurai di Pulau Siberut Selatan.
Melewatinya memang harus pelan. Apalagi saat air surut. Sebab dalamnya hanya dua meter. Dengan lebar 5 meter.
Seorang Italiano, yakni Pastor Ottorino Monaci, SX yang menggalinya, bersama puluhan anak asrama di Pastoran Siberut. Hanya memakai peralatan seadaanya yakni pacul dan sekop. Dikerjakan sedikit demi sedikit, sejak 1985-1991. Enam tahun tanpa lelah.
Sebelum kanal ini jadi, warga Siberut Selatan yang ingin ke pulau lain di sekitarnya mesti melambung jauh ke pantai barat sebelum perahu di arahkan ke timur,  lalu utara. Memakan waktu sekitar tiga  jam.
Atau kalau agak nekat, bisa lewat di calon kanal dengan berjalan kaki. Tapi lumpur dan ular cukup menakutkan. Meskipun, waktunya memang terpotong separuh. Hanya 1,5 jam. Sebelum naik perahu di ujungnya.
Kanal itu akhirnya jadi. Perahu bisa lewat di sana. Hanya perlu sekitar 30 menit untuk keluar dari Siberut Selatan ke pulau-pulau yang lain. Laut lepas menanti di depan.
Atas jasanya itu, Pastor Monaci akan diberi Kalpataru. Namun urung. Sebab ia belum menjadi warga Indonesia.
Pada 1 Agustus 2012, Pastor Monacci terkena serangan jantung. Ia meninggal dunia. Dimakamkan di dekat Biara SX di Padang, Sumatera Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H