Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Celana Umpan"

4 Agustus 2022   10:29 Diperbarui: 4 Agustus 2022   10:34 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Celana umpan" (sumber: httpstop4fitness.com)

Beberapa kali saya dengar dalam percakapan  di Sumba tentang "celana umpan". Kemarin juga. Waktu beracara di SMK Pancasila di Tambolaka, Sumba Barat Daya (SBD). Sekolah ini dikelola oleh kawan lama dari Yogyakarta, Aleks Rangga Pija.  Ada orang mengantar peserta acara pertemuan kepala sekolah SD yang tak mau turun dari mobil.

"Aih, saya hanya pakai celana umpan. Malu," kata dia.

Saya bertanya kepada beberapa kepala sekolah yang saya kenal. Mereka bercerita kalau yang dimaksud dengan celana umpan adalah celana pendek, ketat, yang berada di atas lutut. Dipakai oleh baik  laki-laki maupun perempuan.

Oh, ternyata yang dimaksud, kalau saya tak salah duga, adalah semacam hotpants. Yang kalau Anda jalan-jalan ke mall di Jakarta, di pasar, di Citayam Fashion Week,  mudah menemukan orang memakainya. Sangat modis. Dipadu t-shirt atau kemeja longgar.

Rupanya mode menembus batas-batas wilayah. Sama sekali tak masalah.

Yang jadi soal itu, kalau kita mulai mengatur-atur seseorang harus pakai apa?  Atau tidak boleh pakai ini dan itu di depan umum. Dengan alasan-dan biasanya para kaum lelaki-menumbuhkan syahwat.  Mari belajar menghargai cara seseorang mengekspresikan dirinya.

Soal syahwat, kalau Anda lihat tugu Monas dan syahwat Anda naik, apakah Monas akan diruntuhkan?

Otak tuh yang perlu dibenahi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun