Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembual Besar Itu Telah Menyihir Saya

31 Juli 2022   09:52 Diperbarui: 31 Juli 2022   09:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya masih ingat, buku-buku itu ada yang sudah dimakan ngengat. Ada bagian yang sudah hancur. Banyak kalimat yang putus. Saya akali. Saya tafsir. Saya tulis ulang kata-katanya. Agar ada sambungannya. Ternyata bisa saya lakukan.

Usai SMA saya masuk Yogyakarta. Kuliah yang berantakan. Tapi di shooping center di dekat Pasar Beringhardjo buku apa saja bisa didapat. Saya mulai bisa membeli buku Petualangan Winnetou. Buku tua. Jadi murah saja. Juga novel-novel yang lain. Termasuk yang romantis seperti "Ombak dan Pasir"nya Nasjah Djamin. Juga "Pengakuan Pariyem" Linus Suryadi AG, buku-bukunya Emha Ainun Nadjib, Romo Rahadi-nya Mangunwijaya, Majalah Basis yang lama, dll.

Ketika masuk Jakarta,  secara tidak sengaja saya jumpa Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI). Kelompok ini diinisiasi Pandu Ganesa. Orang Malang. Mereka menerjemahkan dan menerbitkan buku-buku Karl May. Termasuk sebuah novel 600 halaman "Dan Damai di Bumi". Ini satu-satunya novel Karl May yang berlatarbelakang Indonesia dan tidak ada dar-der-dor-nya.

=000=

Tahun 1899 Karl May memang pernah sampai ke Padang. Ia naik kapal uap dari Kolombo. Mendarat di Penang, ia berganti kapal menyusuri Selat Malaka sampai ke Sigli, terus jalan darat ke Padang. Di sinilah ia membuat draft novel "Dan Damai di Bumi" yang diterbitkan tahun 1904 dalam bahasa Jerman "Un Friede auf Erden".

Kalau sya tengok lagi masa-masa sekolah itu, saya bersyukur bisa ketemu si "pembual besar" ini. Ia yang membuat saya "terjerumus" sangat dalam. Jatuh cinta sampai sinting! Dan akhirnya menjadi profesi. Yang menghidupi kami sampai hari ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun