Mohon tunggu...
Alexander Daiva
Alexander Daiva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

🏍️ Motorcycle Enthusiasts 🎬 Director wannabe

Selanjutnya

Tutup

Film

Prajurit Imperial Wanita, Mulan! Review Singkat "Mulan" (2020)

6 November 2021   14:22 Diperbarui: 6 November 2021   14:24 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Mulan (2020) merupakan salah satu film adaptasi dari kartun garapan Walt Disney dengan judul sama yaitu Mulan yang dirilis pada tahun 1998. Film Mulan (2020) ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita dari China bernama Hua Mulan yang ikut turun berperang sebagai anggota prajurit imperial China untuk menggantikan ayahnya yang sudah tua. Namun, Mulan yang merupakan seorang perempuan tidak dapat menjadi seorang prajurit imperial. Meskipun ada halangan karena tekadnya yang kuat, Mulan rela menyamar sebagai seorang laki-laki agar dapat masuk menjadi prajurit imperial China.

Feminisme dalam film Mulan (2020)

Film Mulan (2020) ini menunjukkan adanya gerakan feminisme dimana Mulan yang adalah seorang wanita ingin turun menjadi seorang prajurit imperial. Hal ini tentu tidak mungkin mengingat prajurit imperial memerlukan tenaga seorang laki-laki untuk turun ke medan perang. Namun film ini menunjukkan Mulan yang melakukan cara apapun untuk dapat berperang demi menggantikan seorang ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan sehingga tidak dapat turun ke medan perang.

Feminisme disini ditunjukkan dengan kemampuan Mulan sebagai seorang wanita mampu mengimbangi bahkan melebihi kekuatan rata-rata prajurit imperial laki-laki. Dengan ini, Mulan menunjukkan bahwa wanita tidak bisa dipandang sebelah mata, dan juga dapat bersaing dengan laki-laki meskipun di ranah yang membutuhkan kekuatan fisik  seperti menjadi prajurit imperial ini. Hal tersebut juga pernah disinggung pada buku  "An Introduction to Criticism: Literature, Film, Culture" Karya Michael Ryan yang menyinggung problem yang memunculkan feminisme adalah karena adanya pandangan bahwa wanita lemah. Pada film ini digambarkan bahwa wanita tidak lemah bahkan bisa melakukan pekerjaan berat yang dilakukan oleh seorang laki-laki.

Kontroversi film Mulan (2020)

Film garapan Disney yang sebenarnya hanya membuat versi live action-nya dari kartun Mulan (1998) ternyata menuai beberapa kontroversi dan juga mendapat rating yang cukup rendah.  Aktris dari Mulan, Liu Yifei sempat melontarkan pernyataan tentang demonstrasi yang terjadi di Hong Kong pada saat itu, dimana ia mendukung polisi Hong Kong, yang mana pada saat itu banyak pendemo yang menerima tindak kekerasan dari para polisi Hong Kong.

Selain masalah eksternal, Disney juga mendapatkan kritikan terhadap film Mulan (2020) ini yang dinilai melenceng dari film asalnya yaitu kartun Mulan (1998). Penghilangan beberapa aspek pada film ini menjadi masalah yang diangkat. Karakter pendukung yang iconic di film originalnya yaitu Mushu, seekor naga kecil yang selalu memberikan warna dengan aksi konyol nya, malah dihilangkan pada versi live actionnya

Belum selesai sampai disitu, Disney juga menghilangkan aspek yang cukup krusial dari kartun Mulan (1998), yaitu aspek musikal. Ya, film Mulan yang sebelumnya merupakan film musikal, diubah total menjadi film yang lebih terlihat seperti action-superhero ketimbang musikal. Hal ini tentu menjadi salah satu problem mengingat lagu - lagu pada kartun Mulan yang cukup iconic malah tidak ditayangkan pada versi live-actionnya.

Review singkat Mulan (2020)

Sebagai sebuah film, pada dasarnya menurut saya film ini tidak seburuk yang dikatakan banyak orang, namun dengan label nama "Mulan", ya, film ini dapat saya katakan buruk. Jika mengharapkan film ini seperti kartun originalnya, anda tidak akan mendapatkan hal tersebut karena film ini terlihat seperti film lain dengan nama yang sama. Belum lagi ditambah dengan unsur feminisme yang dimiliki oleh film kartun originalnya yang sudah pas, pada film ini malah terlihat seperti dilebih-lebih kan dan malah cenderung terlihat aneh. Jika ingin menonton film ini, lebih baik anda tidak memiliki ekspetasi tinggi dan anggap ini bukanlah versi baru dari Mulan (1998).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun