" Tanam Jagung Panen Sapi"Â adalah salah satu program Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat periode 2018-2023. Program ini adalah salah satu program di bidang pertanian lahan kering.
Provinsi NTT sangat berpotensi untuk mengembangkan pertanian lahan kering . Karena itu, pertanian lahan kering  seperti Jagung perlu dikembangkan di Wilayah Provinsi NTT. Kenapa harus jagung yang perlu dikembangkan, karena berdasarkan sejarah, jagung menjadi makanan pokok masyarakat NTT di bagian pulau Timor. Mengutip Misi dari Gebernur NTT, "NTT Bangkit, NTT Sejahtera". Maka salah satu langkah strategis yang diambil untuk mencapai Visi tersebut adalah mengembangkan pertanian lahan kering.  Salah satu hal yang disampaikan  oleh Gubernur NTT saat debat Pilgub adalah Lahan kering di NTT masih banyak yang belum diolah. Sehingga lahan-lahan yang belum dimanfaatkan harus diolah sehingga dapat meningkatkan taraf hidup petani.
Terkait dengan Program "Tanam Jagung Panen Sapi ((TJPS)". tentunya banyak orang akan bertanya "Kok, bisa tanam jagung, menghasilkan sapi" Iy, betul tanam jagung bisa menghasilkan sapi. Bagaimana caranya?.
Bapak Gubernur NTT, sudah merekrut tenaga teknis untuk mendampingi petani dalam menjalankan program TJPS. Daerah sasaran untuk program ini berada di pulau Timor (4 Kabupaten) dan Pulau Sumba (3 Kabupaten). Tenaga Pendamping tekni TJPS yang direkrut sebanyak 100 Orang yang menyebar di tujuh Kabupaten.
Dari tenaga 100 orang ini, diberikan tugas untuk mendampingi Petani dengan standar setiap pendampingku akan mendampingi 25-50 KK yang memiliki lahan seluas 1 Ha/KK. Dari lahan 1 Ha per KK, diharapkan hasil produksi jagung minimal 5 ton per hektar.
Dari hasil 5 ton ini, sengaja disimpan untuk konsumsi keluarga dan sebagian dijual untuk beli sapi. Petani akan difasilitasi berupa pengolahan lahan, benih, pupuk dan obat. Sehingga sangat tidak diragukan lagi kalau program ini tidak berhasil. Inilah alasan kenapa program ini diberi nama " Tanam Jagung Panen Sapi".Â
Penulis : Alex Bria
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H