Mohon tunggu...
Fauzan Ady
Fauzan Ady Mohon Tunggu... Programmer - Seorang Mahasiswa

Jangan menjauh dari kata menulis.Bermainlah dengan imajinasimu. ig : @fznady Pemilik : http://www.alexasoryu.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | "Charming Brother" (Part 1)

6 Januari 2018   02:00 Diperbarui: 6 Januari 2018   02:04 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena saking labilnya diriku akhirnya aku tidak memutuskan untuk mengikuti UKM dan memilih untuk fokus kuliah di jurusan pilihanku. Tapi terkadang aku iri dengan kesibukan anak-anak lain yang mengikuti UKM sesuai keinginan dan kemampuannya. Sia-sia lagi bakatku hanya karena kelabilanku yang tak kunjung hilang. "Masa bodoh lah yang penting kuliah gw lancar dan gw punya pengalaman tersendiri di masa depan nanti!" ujarku dalam hati.

Semester ganjil telah usai dan semester genap pun datang. Aku mulai jatuh cinta kepada seorang wanita cerdas dan menarik perhatian.Wanita itu bernama Novi. Ia satu kelas denganku di perkuliahan ini hingga akhir. Aku pun mencoba mencari kontaknya dari grup kelas yang dibuat oleh salah satu anak kelasku. Percakapanku dimulai dengan bajakan dari teman ("Modus anak Zaman Now") yang akhirnya semakin panjang obrolan kami di WA. 

Hingga obrolan ini berlangsung setiap hari. Berawal dari bajakan menjadi bercandaan hingga menjadi teman. Baru jadi teman belum jadi pacar. Tapi obrolan itu hanya terjadi di WA saja, realitanya ketika berpapasan, kami hanya saling mencuri pandang tanpa menyapa satu sama lain. Mungkin dia masih malu-malu. Semakin lama obrolan di WA tiada hentinya dari pagi sampai malam dan tiba-tiba ia mengajakku untuk bergabung di kelompoknya untuk mengerjakan suatu project film bersama-sama. 

Disinilah komunikasiku dengannya berjalan secara real (nyata). Ia mengajakku berkumpul untuk membahas project film yang akan dibahas. Aku bertemu dengannya di perpus, awalnya sih malu-malu tapi lama kelamaan menjadi hal biasa bagi kami berdua. Lucunya cara berbicaranya berbeda saat ia berbicara dengan orang lain. Ketika ia berbicara dengan orang lain suaranya agak keras namun ketika berbicara denganku suaranya lirih halus kayak gimana gitu. "Besok jemput aku di kos ya, kita bahas lagi project ini di perpus on time loh," suruhnya sambil memandangku dengan tatapan manisnya. "Eh... jemput?

Jemput dimana kan aku nggak tau kosmu dimana, asal maen jemput aja hadeh....," jawabku sambil menatap kebingungan. "Ntar aku kasih tau deh.. kamu anterin aku pulang ke kos setelah ini selesai, ok?" balasnya sambil tersenyum. "Duh modus cewek Zaman Now nih... apa boleh buatlah yang penting ntar gw tau tempat kosnya, biasanya kan cewe pelit ngasih tau tempat kosnya," gumam hatiku.

Setiap malam ku keluarkan semua bakatku, ku nyanyikan sebuah lagu untuknya dengan petikan gitar yang indah dalam obrolan WA agar dia semakin memberikan perhatiannya kepadaku. "Kamu tau nggak, tiap aku lagi galau kamu tuh jadi moodbooster aku," ketiknya di obrolan WA. "Masa sih? yakin nih nggak ada yang lain selain aku?" balasku di obrolan WA. "Ish... nggak percaya ih... aku serius loh ini," balasnya lagi. Ia pun tau kalau aku pandai dalam setiap mata kuliah maka dari itu ia selalu memintaku untuk belajar bersama ketika ujian akan datang. 

Hubungan kami dari awal berjumpa hingga saat ini masih sebatas teman. Walau kelihatannya kami terlihat layaknya cowo dan cewe yang sudah jadian. Hingga aku memberanikan diri untuk menembaknya secara langsung di hari ulang tahunnya. Hari yang spesial baginya untuk mendapat banyak hadiah. Aku memberikan kado yang sederhana untuknya, tanpa  basa-basi aku pun mengatakan "Maukah kamu menikah denganku setelah kuliahku selesai nanti?". 

Dia hanya terdiam membisu seolah tidak bisa berkata apa-apa. Mungkin dia menganggap bahwa aku hanya memberinya sebuah harapan palsu yang dilakukan oleh cowo lain layaknya seorang playboy. Padahal aku adalah seorang yang serius jika sudah berkata maka aku harus melakukannya. Tapi tanpa disadari ia perlahan-lahan agak sedikit menjauh dariku. "Apa gw salah ngomong lagi ya? Bego sekali gw langsung ngomong kayak gitu ke dia," gumamku sambil meratapi kejadian tersebut. "Apa mungkin dia udah suka sama orang lain sebelum ketemu sama gw?" pikirku kebingungan.

Sial sekali nasibku dalam hal percintaan. Ternyata modal bakat,asik,dan menghibur belum tentu menjamin percintaanku, mau bagaimana lagi kalau sudah begini ya sudahlah. Suatu ketika aku terserang penyakit bronkitis akibat asap rokok yang sering ku hirup. Setiap minggu aku harus periksa di rumah sakit agar kondisiku semakin membaik. 

Di posisi ini sebenarnya aku butuh perhatian Novi akan tetapi setelah kejadian itu dia agak menjauh dariku atau mungkin malah aku yang sering menghindar darinya untuk menyembunyikan penyakitku ini. Hari demi hari berlalu penyakitku semakin memburuk dan yang lebih menyakitkan lagi, aku melihat Novi bersama cowo lain yang ternyata satu kelas denganku juga. Apakah mungkin itu adalah alasan Novi tidak menjawab pertanyaanku di hari ulang tahunnya? betapa menyakitkannya ketika melihatnya berjalan bersama orang lain. 

Sudah diserang penyakit masih diserang dengan pahitnya percintaan. Cinta memang tidak bisa dipaksakan , aku harus bisa merelakannya dengan orang lain dengan cara menghapus semua tentangnya termasuk menganggap dia tidak pernah ada di kehidupanku walaupun dia ada di depan mataku. Berat memang tapi aku harus kuat menjalaninya , sampai aku sudah terbiasa dengan cara ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun