Geladi Hominisasi Universitas Katolik Parahyangan merupakan proses yang membentuk cara berpikir dan nilai dalam diri kita melalui berbagai dinamika pribadi sampai kelompok. Proses geladi diawali dengan tugas prageladi yaitu mendengarkan lagu Indonesia Raya tiga stanza dan menonton film dokumenter serta menjawab pertanyaan reflektif yang ada. Kegiatan ini menambah pengetahuan mengenai lagu Indonesia Raya dan maknanya yang ternyata sesuai dengan realita bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Setelah itu, pembagian kelompok dan tema dilakukan sehari sebelum pelaksanaan di mana peserta dapat mencari informasi mengenai tema yang ada.
Pada hari pelaksanaan geladi, terdapat berbagai dinamika yang dalam satu kesatuan dapat mengembangkan peserta dengan baik. Geladi diawali dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza, hymne UNPAR, lalu dilanjutkan dengan menonton video sambutan dari ketua LPH (Lembaga Pengembangan Humaniora) dan ketua geladi. Geladi dilanjutkan dengan beberapa penjelasan, quiz bersama, dan obrolan ringan. Setelah berbagai dinamika yang ada, geladi memasuki dinamika bersama dengan kelompok di mana anggota kelompok melakukan diskusi mengenai tema masing-masing dengan menggunakan pemikiran kritis dan analisis menggunakan cara berpikir SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Output dari diskusi yang dilakukan adalah presentasi yang dibagi dalam kelompok kecil. Setelah itu, beberapa kelompok dipilih untuk mewakili kelompok kecil tersebut melakukan presentasi di ruang utama. Geladi diakhiri dengan menti untuk memilih kelompok dengan presentasi terbaik serta bersama-sama menuliskan hal yang didapat dari geladi. Geladi ditutup dengan menyanyikan mars UNPAR serta doa.
Geladi Hominisasi merupakan proses yang dapat melatih kemampuan berpikir, mengembangkan nilai-nilai SINDU (Spiritualitas dan Nilai-Nilai Dasar UNPAR) khususnya nilai humanum, dan berbagai softskill berkaitan dengan kemampuan berbahasa, logika, dan sosial yang sangat bermanfaat dalam kehidupan ke depan. Pengalaman geladi dari tugas prageladi sampai pelaksanaan memberikan banyak refleksi terkait nilai-nilai untuk mengembangkan diri.Â
Nilai yang pertama adalah nilai humanum yang terdapat dalam SINDU, proses geladi membantu saya dalam memanusiakan sesama. Hal ini secara khusus terasa pada saat dinamika kelompok di mana kita belajar untuk bersosialisasi dengan baik dan menghargai pendapat orang lain. Refleksi yang saya dapatkan berikutnya adalah mengenai cara menjaga dan mengembangkan pikiran. Pikiran kita mudah mengalami distraksi, pengalaman geladi melatih kita untuk tetap fokus pada dinamika yang ada dan bertanggung jawab terhadap pikiran kita. Nilai lain yang dapat direfleksikan adalah mengenai kerendahatian untuk belajar dari orang lain dan belajar hal-hal baru. Manusia tidak pernah sempurna maka dari itu manusia akan selalu belajar dari banyak hal di sekitarnya.
Proses dan dinamika dalam geladi melatih penggunaan bahasa dan logika dengan baik dalam berpikir. Penggunaan bahasa yang baik merupakan hal yang penting dalam menyampaikan apa yang ada dalam pikiran kita. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan ide, pendapat, dan pikiran kita sehingga kesalahan penggunaan bahasa dapat berakibat fatal. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahasa dalam media massa yang bisa menjadi alat penggiring opini masyarakat. Bahasa sendiri memiliki kaitan yang erat dengan logika di mana logika merupakan cara berpikir dari manusia. Logika memiliki arti masuk akal, dapat diterima dan dimengerti oleh orang lain. Penggunaan bahasa yang baik tanpa logika tidak akan dapat dimengerti oleh orang lain. Rendahnya penggunaan logika dan bahasa yang baik bisa menimbulkan berbagai konflik. Contohnya saat kita menggunakan bahasa yang kasar, makna yang disampaikan dapat berbeda jika kita menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Contoh lainnya adalah penyampaian suatu hal yang tidak dapat dimengerti orang lain dapat menghambat komunikasi.
Kemampuan menggunakan logika dan bahasa yang baik kita perlukan sebagai warga negara untuk menjaga relasi kita dengan sesama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dari konflik. Hal ini dapat meningkatkan dan menjaga integrasi bangsa. Selain itu, sebagai warga negara kita juga membawa nama bangsa Indonesia di negara lain atau dengan kata lain bahasa yang kita gunakan menjadi identitas kita. Menurut Microsoft dalam laporan "Digital Civility Index", Indonesia merupakan negara dengan tingkat kesopanan terendah di Asia Tenggara. Hal ini menjadi tugas bagi kita sebagai warga negara untuk memperbaiki identitas kita melalui penggunaan bahasa yang baik.
Geladi memberikan banyak manfaat dalam setiap dinamika yang ada. Tugas prageladi memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan berbagai pengetahuan umum baru khususnya mengenai hari peringatan nasional, keragaman budaya Indonesia, dan masih banyak lagi. Hal ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan mahasiswa khususnya pengetahuan di luar jurusan masing-masing. Selain dalam tugas prageladi, peserta juga mendapatkan pengetahuan umum dari quiz yang dilaksanakan saat geladi. Manfaat lainnya adalah peserta dapat mengenal Indonesia lebih dalam sehingga meningkatkan rasa nasionalisme, menyadari pentingnya menjaga kebudayaan, ketahanan pangan, sampai integrasi. Peserta juga dapat meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian budaya di tengah globalisasi.
Dinamika geladi hominisasi juga memberikan manfaat dalam aspek sosial antara lain belajar untuk bersosialisasi, menyampaikan pendapat, dan juga public speaking. Hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan mulai dari saat berbincang dengan orang yang baru dikenal, saat berdiskusi dalam kelompok, sampai berbicara di depan umum. Kemampuan sosialisasi dan public speaking juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kuliah seperti dalam kerja kelompok, presentasi, dan sikap aktif dalam pembelajaran.
Manfaat lain yang didapatkan adalah pengembangan cara berpikir antara lain berpikir secara kesimpulan, analisis secara SWOT (strength, weakness, opportunity, threat), berpikir kritis, sampai pada evaluasi. Berpikir secara kritis dapat diterapkan dalam pembelajaran, diskusi, sosialisasi, dan tahap lanjut seperti berorganisasi sampai magang. Berpikir secara kesimpulan juga dapat diterapkan dalam memahami suatu materi pembelajaran. Kemampuan berpikir secara analisis dapat diterapkan dalam pembelajaran kuliah misalnya dalam jurusan arsitektur yang menganalisis mengenai kebutuhan, fungsi, struktur, ruang, sampai bentuk. Evaluasi juga menjadi hal yang dapat diterapkan untuk mengembangkan diri lebih baik lagi dalam kuliah. Geladi juga melatih peserta untuk dapat terlibat aktif dan berani memulai dalam suatu forum.
Pada akhirnya, kita perlu mengembangkan diri kita dalam berbagai aspek khususnya kemampuan berpikir dan berbahasa melalui berbagai dinamika, latihan, dan kegiatan konkret. Kemampuan berpikir dan berbahasa sebagai warga negara dapat ditingkatkan melalui berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah mendorong diri untuk terlibat dalam diskusi, meningkatkan rasa ingin tau terhadap hal-hal yang terjadi. Hal ini secara konkret dapat dilakukan dengan mengikuti organisasi, kepanitiaan, atau secara sederhana terlibat aktif di kelas dalam diskusi atau pembahasan. Selain itu, kemampuan ini juga dapat dikembangkan dengan meningkatkan minat literasi dan secara konkret membaca buku, jurnal, atau bahkan menonton video atau film edukatif.
Alexandra FeliciaÂ