Tak terasa bagi kita warga Jakarta, pemilihan gubernur Jakarta tinggal menunggu jam saja. Saya selalu suka pendapat yang menyatakan bahwa warga Jakarta sudah pintar-pintar, sehingga juga akan pintar dalam memilih.. Masalahnya, benarkah demikian ? Tentu kita tak dapat pungkiri bahwa memang di Jakarta merupakan etalasenya Indonesia. Sebagaimana sebuah kota etalase, tentunya menampilkan yang terbaik bagi penghuni dan pengunjungnya. Ya betul, di Jakarta ini banyak sekali orang pintar, saya pun mengakui bahwa pemimpin kota Jakarta sekarang ini merupakan orang yang pintar, lulusan S3 ternama luar negeri dengan predikat cum laude. Tidak sembarang orang bisa seperti dia. Sudah pantas sebenarnya jika ia menyatakan diri sebagai AHLINYA.. [caption id="attachment_187146" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : detikforum.com"][/caption] Namun tidakkah anda berpikir, kalau saja sang pemimpin bersedia sedikit saja mendedikasikan kepintarannya untuk rakyatnya, Jakarta tidak seperti kota Gotham yang sekarang ini. Mungkin jika media luar negeri pernah menyebut bahwa Jakarta adalah kota nomor sekian yang paling dibenci oleh wisatawan, saya maklum sekaligus sedih. Saya yakin, saya bukanlah orang satu-satunya yang berpendapat bahwa Jakarta semakin tidak nyaman dihuni. Memang benar, pemimpin bukan satu-satunya yang bisa disalahkan. Namun, sudah seharusnya sebagai seorang pemimpin bertindak untuk kepentingan rakyatnya, bukan malah membohongi rakyatnya. Kalau memang anda sudah memberi bukti bahwa anda sudah berprestasi seperti yang ada pada spanduk, lalu mengapa : 1. Busway dan infrastrukturnya semakin tidak terawat, kalau anda perhatikan semakin banyak yang mogok bahkan terbakar sekarang ini. 2. Mengapa setiap hari, akun twitter TMC Polda selalu memberitakan jalan padat merayap, bahkan di jalan yang dulunya tidak pernah macet 3. Kalau benar sekolah gratis, kenapa masih banyak anak jalanan berkeliaran di lampu merah? 4. Kalau benar MRT dibangun tahun ini, tunjukkan tanda-tandanya, bisa saja dibilang menaruh satu batu bata pada tanggal 31 Desember 2012 ini sebagai tanda pembangunan kan? 5. Kalau benar anda mengenal Jakarta, mengapa anda bersembunyi ketika ada kerusuhan dari berbagai ormas dan geng motor menebarkan ketakutan pada rakyat? Jika memang warga Jakarta sudah pintar memilih, kenapa masih mau dibohongi mentah-mentah, kenapa masih mau memilih pemimpin yang terbukti sudah gagal? Kenapa kita tidak memilih pemimpin berdasarkan integritas? Seorang figur yang tidak ahli namun mau menyandarkan telinganya guna mendengar masukan dari seluruh rakyatnya mulai dari yang paling miskin sampai yang paling kaya. Kenapa harus pemimpin yang mengendalikan rakyatnya? Kota ini milik kita, kitalah yang membangunnya, uang hasil keringat kita jugalah yang menjadi batu batanya. Lalu kenapa kita tidak pernah berpikir untuk memilih pemimpin yang jujur, sederhana, tidak sok ahli sehingga selalu meminta pendapat rakyatnya? Tidakkah anda ingin mempunyai pemimpin yang dicintai, dan pada saat itu mempunyai kebanggaan tinggal di Jakarta ? Saya yakin anda semua masih punya impian itu, kalau tidak, coba gali lagi ! Sudah lama dunia politik diidentikkan dengan dunia kelam, dimana justru orang-orang yang berperilaku busuk dan berperangai culas yang akan menang. Dimana uang akan menguasai segalanya serta menindas kejujuran. Kini kita memiliki kesempatan kecil untuk mengubahnya. Warga Jakarta sekalian, besok anda punya peran untuk mengubahnya walau kecil. Bergunalah, jangan golput. Kenapa kita tidak mencoba merajut era baru dengan pemimpin baru? Jawablah pertanyaan dan mimpi itu besok, buktikan bahwa kita memang sudah pintar dalam memilih. Saya berdoa semoga Jakarta diperbolehkan mendapat pemimpin yang baru yang dekat dengan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H