Pada perhelatan Pemilu 1955, Bung Karno mengingatkan bahwa "Pemilihan umum djangan mendjadi tempat pertempuran. Perdjuangan kepartaian yang dapat memetjah persatuan bangsa Indonesia". Persatuan harus menjadi yang utama, NKRI harus menjadi yang utama.
Bung Karno melanjutkan, bila negara ini milik kita semua. "Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!" (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955).Ingat milik kita, milik kita, dan harus utuh tidak retak.
"Wadah yang bernama Negara Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat ini supaya utuh tidak retak." (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955).
Utuh tidak retak atau terus bersatu adalah titipan pesan dari salah satu founding fathers agar bangsa ini mampu mewujudkan alinea ke-4 mukadimah UUD 1945.
Tanpa persatuan, mustahil itu semua terwujud. Untuk terus menjaga persatuan itu, terus menggandrungi PANCASILA adalah Koentji. *Gandrungilah Pancasila!!!Gandrungilah Pancasila!!!*
Di Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955, Bung Karno pernah berujar "..... Tetapi, saudara-saudara, jikalau ditanya kepadaku "Apa yang berisi kalbu bapak ini akan permohonan kepada Allah SWT? Terus terang aku berkata, jikalau saudara-saudara membelah dada bung Karno ini, permohonanku kepada Allah SWT ialah, saudara-saudara bisa membaca di dalam dada bung Karno memohon kepada Allah SWT supaya negara Republik Indonesia tetap berdasarkan Pancasila."
#TerusGandrungiPancasila #PantjasilaWayOfLife
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI