Kristen. Berdoa berarti bersyukur, memuji, memohon dan menyampaikan apa saja kepada hadirat Tuhan. Doa orang Kristen diarahkan kepada Allah Bapa dengan perantaraan Putera-Nya Yesus Kristus dan dalam persatuan Roh Kudus.
Islam. Doa merupakan ibadat yang diperintahkan oleh agama bahkan dapat merupakan intisari ibadah. Berdoa sebaiknya dilakukan setelah sholat 5 waktu. Namun bisa juga dilakukan pada waktu tertentu seperti ketika bangun tidur, melihat jenazah lewat dll.
Melihat rumusan defenisi doa dari setiap agama ini, terang bahwa arti, cara berdoa, rumusan, ritus, tempat dan perlengkapan doa, arah atau tujuan doa dan pemimpin doa berbeda-beda. Karena perbedaan ini, penganut agama berbeda tidak tepat jika berdoa bersama. Berdoa bersama di sini bersama dalam doa yang satu dan sama dan dipimpin oleh seorang pemimpin doa dari salah satu agama.Â
Jika itu terjadi hakikat doa agama tertentu hilang, maka sebenarnya orang itu tidak berdoa atau setidaknya tidak berdoa dengan benar. Kalaupun misalnya dikarang sebuah doa yang mencoba menampung unsur-unsur doa dari semua agama, tetap tidak benar, karena itu singkretis atau pencampuradukan.Â
Jika doa dilakukan secara bergilir (praktek ketiga) tetap kurang tepat, selain karena tidak perlu mendengar doa agama lain, pasti ada ketidaksingkronan ajaran iman di sana. Orang kristen dalam doanya berkata, "hanya Engkaulah (Yesus Kristus) satu-satunya Tuhan dan penyelamat kami....". Nah bagaimana para Muslim mendengar ini yang bagi mereka Yesus itu bukan Tuhan tapi Nabi? Semisal itu.
Yang mungkin dan terbaik dilakukan umat lintas agama adalah sama-sama berdoa. Maksudnya semua penganut agama berbeda bisa berdoa pada waktu yang sama dengan cara agama masing-masing. Caranya adalah memberikan waktu dan tempat kepada mereka semua untuk berdoa menurut ajaran agama masing-masing tanpa terkait dengan (umat) agama lain.Â
Atau cara lain yang baik dilakukan adalah sebagaimana kita mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan ketika upacara kenegaraan. Seorang protokol mengajak semua umat berdoa menurut agama masing-masing dan diberi waktu hening beberapa menit. Protokol hanya memberikan aba-aba memulai dan mengakhiri doa. Menurut saya cara ini telah memfasilitasi orang berdoa dengan lebih benar. Dan inilah yang dimaksud dengan sama-sama berdoa.
Jadi, faham yang harus dipegang bersama adalah praktek berdoa bersama bagi penganut agama berbeda harus dipikirkan ulang. Hal yang labih baik dipraktekkan adalah sama-sama berdoa yakni semua penganut agama berbeda berdoa dengan cara agama masing masing. Kalau mungkin pada waktu yang sama dan tempat yang berbeda. Kalau tidak mungkin pada tempat berbeda bisa saja pada tempat yang sama namun diberi waktu dan suasana yang dibutuhkan untuk berdoa. Praktek toleransi demikian rasanya lebih benar.
Defenisi Doa agama-agama diambil dari: Ensiklopedi Praktis Kerukunan Umat Beragama, Ahmad Rivai Harahap (ed), Perdana Publishing, 2012, Medan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H