Tangan besi untuk negara ini, aih sudah cukuplah..Merasa gagah dengan kuda yang disewa.. ya sudahlah..Memaksakan kehendak untuk jadi penguasa, aih nekat kalilah..Cuci tangan ketika anak-anak muda meneriakkan reformasi dan hilang begitu saja, biadab kalilah...Pintar melobi kepentingan pribadi yang mengatasnamakan rakyat dalam sebuah perjanjian di tanah kujang, sedap kali bah..Turunan pangeran diponegoro walau tidak bersorban saat naik kuda, superlah...Bersahabat dengan pangeran dari negeri minyak, bolehlah..
Menjunjung nasionalisme, aih itu katanya..
Versus Delman
Dibilang tidak bertanggungjawab meninggalkan Batavia untuk merebut Istana Negara, gimana tidak meninggalkan? wong selalu bentrok dengan penguasa negara...Katanya sudah teruji dan terbukti di Solo dan Jakarta, itu memanglah..Muka cupu bertampang polos, yang penting isi pribadinyalah..Tukang kayu yang berani menjadi hamba untuk negara ini, persis seperti sang Raja di Raja menurut umat Kristiani, memang begitu adanya...Didorong sebagai hamba oleh Ibu mantan pendiri negeri ini, bukan ambisi pribadilah...
Berilah kepercayaan kepada delman ini, mantaplah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H