Mohon tunggu...
Alexander Nicholas Lembong
Alexander Nicholas Lembong Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Saya pelajar Kolese Kanisius, saya menjadikan kompasiana sebagai jurnal pembelajaran Bahasa Indonesia saya di sekolah ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolese Kanisius: Gimik atau Autentik?

18 September 2024   23:25 Diperbarui: 19 September 2024   00:01 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Tim Voli Kolese Kanisius 2023

SMA Kolese Kanisius Jakarta adalah institusi pendidikan yang melampaui sekedar nilai raport dan ijazah. Sebuah sekolah yang melatih kedewasaan, untuk mempersiapkan siswa akan tantangan-tantangan di hari nanti. Perjalanan saya dari masuk SMP Kanisius, hingga kini di Kolese yang sama, sementara tahun berbeda bukanlah pengalaman yang lancar.Saya tidak pernah menyesal atas semua pilihan-pilihanku di sekolah ini.

Sebagai sekolah bermoral Jesuit, SMA Kolese Kanisius Jakarta mengambil contoh dari kisah hidup Santo Ignatius Loyola, pencipta Serikat Yesus. Bagi orang-orang luar, mungkin metode yang digunakan sekolah ini sangatlah unorthodox, dalam kata lain berbeda. Saya berpendapat dengan yakin bahwa setiap Kanisian pasti pernah mempertanyakan cara-cara yang digunakan sekolah ini.

"Sekolah macam apa yang setiap hari diwajibkan menulis refleksi?"

"Kenapa sekolah ini kepala sekolahnya seorang Pater?"

Pemikiran-pemikiran yang serupa terlintas pada pikiran saya, di hari pertama duduk di bangku SMP Kanisius. Pada awalnya, saya hanyalah seorang pengikut, yang melaksanakan semua hal yang disuruh oleh guru. Saya sempat berpikir pula bahwa istilah-istilah latin seperti "Examen conscientiae" atau "Ad Maiora Natus Sum" tidak lebih dari upaya untuk berbeda dari semua sekolah lain. Dalam arti tertentu, hal tersebut benar, ada upaya dalam setiap peribahasa yang digunakan, tetapi bukanlah untuk tampak berbeda. Sayangnya, saya baru menyadari hal ini setelah bersekolah 2 tahun di SMP.

Kolese Kanisius dengan cepat menjadi rumah kedua bagiku. Bahkan dengan jam masuk yang pagi dan pulang yang terkadang melebihi jam empat, saya menghabiskan waktu di sekolah lebih banyak dibandingkan di rumah. Melalui berbagai kegiatan seperti ekstrakurikuler, saya menemukan teman-teman seperjuangan, yang membantuku melewati setiap hari di sekolah ini. 

Saya pernah mendengar bahwa Kolese Kanisius tidaklah untuk orang lemah. Meskipun saya setuju sebagian dengan pernyataan tersebut, saya merasa tidak sepenuhnya benar. Sebab Kolese Kanisius bukan sekolah yang menerima murid-murid yang kuat. Dalam Kolese Kanisius, siswa dibentuk menjadi kuat secara rohani, fisik dan pikiran, tanpa kecuali ataupun diskriminasi. 

Tentu saya sering berkeluh kesah mengenai tugas yang diberikan. Tanpa berpikir panjang saya mencoba untuk menyelesaikannya dengan tujuan nilai. Namun dalam tugas-tugas dan kesulitan, saya ditempa menjadi karakter yang lebih tangguh. Begini caranya Kolese Kanisius membentuk murid-muridnya menjadi pemimpin berdasarkan nilai Compassion, Competence, Conscience, Commitment, dan Leadership. Melalui tugas, acara, peraturan dan aspek lainnya, Kanisius berhasil menciptakan alumni yang berkualitas. 

Saya kini telah yakin bahwa tidak ada kegiatan di Kolese Kanisius yang bersifat gimik, dan hanya ada tanpa alasan yang konkrit. Setiap pengalaman saya pasti memiliki makna, sekecil dan sesulit apapun itu untuk ditemukan. Tidak heran mengapa Kanisius banyak digemari oleh siswa-siswa baru. Menjadi seorang "Kanisian" mungkin terlihat mudah dan keren. Tanpa diketahui, dibalik semua itu adalah manusia yang bekerja keras, disiplin dan memiliki semangat untuk maju lebih baik dari sebelumnya. 

SMP dan SMA Kolese Kanisius telah menjadi tempat mengembangkan diri bagi saya dan banyak sekali orang yang seangkatan, maupun berbeda denganku. Menurutku, Kolese Kanisius akan menjalani masa depan dengan mendidik generasi baru penerus bangsa dengan cara-cara tradisional autentik yang digabung dengan inovatif. Asalkan ada Kolese Kanisius, jiwa pemimpin yang melayani akan terus diajarkan, dan pelayanan terhadap kemuliaan Tuhan yang lebih besar akan tetap hidup untuk banyak tahun kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun