Mohon tunggu...
Alexander Kevin Mahardika
Alexander Kevin Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pelajar yang tertarik dengan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Menyingkap Realitas Munafik Manusia Lewat Lagu "Etalase" Barasuara

29 September 2024   16:03 Diperbarui: 29 September 2024   16:03 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barasuara merupakan band indie rock asal Jakarta. Mereka dikenal dengan musik rock progresifnya yang berani dan inovatif, disertai penggunaan diksi lirik yang sarat akan makna, serta kerap kali mengangkat tema sosial dalam lagu-lagu mereka.

Mereka merilis album terbaru "Jalaran Sadrah" pada 21 Juni 2024 lalu. Album yang telah dinantikan para penunggang badai (sebutan penggemar barasuara) selama kurang lebih 5 tahun.

Pengerjaan album ini dimulai sejak pandemi tahun 2020 silam, itulah mengapa lagu-lagu yang ada di dalamnya seolah menggambarkan hiruk pikuk permasalahan dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu nya melalui Etalase yang merupakan trek kedua dalam album ini, lagu yang akan membawa kita kedalam riuhnya realitas dunia yang kita tempati. Lagu ini dibuka melalui verse sebagai berikut.

Kita adalah pameran
Dari ribuan kegagalan
Etalase kepalsuan
Tanpa jiwa dan kebahagiaan

Lirik diatas menjelaskan bagaimana manusia memiliki kecenderungan untuk mengelabuhi, melebih lebihkan realita yang semestinya. Mulai dari komunal kecil di dalam masyarakat hingga jejaring dunia maya. Hal tersebut semakin ditekankan pada bagian pre-chorus dengan lirik semacam "Bagai katak dalam tempurung, Merasa besar padahal tanggung".

Memasuki bagian chorus, Barasuara menangkap sisi munafik manusia melalui tingkah laku dan rutinitas sederhana yang jarang disadari.

Serba-serbi kita semua
Semakin jarang untuk berkaca
Komparasi dan validasi
Menu pokok setiap hari

Mawas diri dan introspeksi seakan menjadi suatu hal yang tabu. Manusia terbiasa untuk tidak berkaca pada diri sendiri, justru terfokus pada pengejaran atas pengakuan dari orang lain. Bukankah memiliki kesadaran diri adalah sebuah hal dasar yang menjadikan manusia sebagai "manusia"?

Menuju penghujung lagu, yaitu pada bagian outro Barasuara semakin eksplisit dalam membeberkan kepalsuan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun