Mohon tunggu...
Alexander Jerico
Alexander Jerico Mohon Tunggu... Wiraswasta - Marketing

Alexander is a tech writer and marketer, has been dedicated to exploring blockchain and crypto since 2019. He is passionate about being a catalyst for the future of money.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dari Uang Tunai ke Digital: Menyambut Era Cashless Society di Indonesia

19 Oktober 2024   09:40 Diperbarui: 19 Oktober 2024   09:46 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Visa Consumer Payment Attitudes 2022

Teknologi digital menyebabkan banyak perubahan drastis, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga cara orang bertransaksi. Bagaimana tidak? Membeli cilok dan jajanan SD saja sudah bisa lewat GoPay, bahkan pengemis pun ada yang menggunakan QRIS. 

Fenomena cashless society ini sedang berkembang pesat di Indonesia, di mana penggunaan uang tunai perlahan digantikan oleh transaksi digital seperti e-wallet dan transfer bank melalui aplikasi mobile. Fenomena ini bukan sekadar tren sementara, melainkan bagian dari perubahan yang lebih besar dalam perekonomian Indonesia, yang didorong oleh pertumbuhan teknologi, akses internet yang semakin baik, dan meningkatnya kepemilikan smartphone.

Di Indonesia, tren menuju masyarakat tanpa uang tunai atau cashless society semakin berkembang pesat. Sebelumnya, banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil, yang tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan formal seperti rekening bank. Namun, dengan hadirnya layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja, masyarakat kini dapat melakukan transaksi digital dengan lebih mudah, tanpa harus memiliki rekening bank. 

Sebagai contoh, GoPay yang awalnya digunakan untuk membayar layanan transportasi, kini telah berkembang untuk berbagai transaksi sehari-hari, mulai dari pembelian makanan, pembayaran tagihan, hingga donasi. 

Selain itu, penerapan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia memungkinkan pengguna dompet digital apapun dapat melakukan pembayaran di merchant yang menggunakan platform e-wallet berbeda. 

Hal ini mendorong semakin banyak usaha kecil dan menengah untuk menerima pembayaran digital, karena prosesnya yang lebih praktis, cepat, dan aman.

Perkembangan Cashless di Indonesia

Sumber : Kementerian Dalam Negeri RI
Sumber : Kementerian Dalam Negeri RI

Perjalanan menuju cashless society di Indonesia dimulai sejak peluncuran Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) oleh Bank Indonesia (BI) pada 2014, yang bertujuan meningkatkan penggunaan alat pembayaran non-tunai.

Dukungan lebih lanjut datang melalui inovasi seperti QRIS pada 2019, yang mempercepat transaksi non-tunai di berbagai sektor, terutama UMKM.

Menurut laporan Deloitte, penggunaan transaksi digital terus tumbuh pesat, terutama saat pandemi COVID-19, di mana nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp 201 triliun, meningkat 38,62% dari tahun sebelumnya. 

Pada 2020, volume transaksi mobile banking di Indonesia meningkat hingga 60%, didorong oleh adopsi layanan digital yang meningkat pesat selama pandemi COVID-19. Peningkatan ini sejalan dengan penetrasi smartphone yang mencapai sekitar 68,1% dari populasi pada tahun 2022

Manfaat Cashless Society

Cashless society memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan bisnis. Manfaat utamanya adalah kemudahan dan efisiensi. Transaksi non-tunai memungkinkan pembayaran dilakukan lebih cepat tanpa membawa uang fisik. 

Misalnya, pembayaran e-wallet dan QRIS hanya membutuhkan beberapa detik, sehingga mengurangi waktu antrian dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Transaksi melalui GoPay dan OVO menjadi lebih praktis bagi pengguna, sehingga bisnis tidak akan rugi menggunakan layanan ini.

Secara umum, transaksi digital lebih aman dibandingkan uang tunai karena dapat mencegah kehilangan uang atau tindakan pencurian. Kejahatan siber dapat dihindari dengan platform digital yang aman, dienkripsi, dan memiliki autentikasi ganda. Keamanan transaksi non-tunai diatur ketat oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan kepercayaan publik.

Tantangan yang Dihadapi

Meski ada banyak keuntungan, ada beberapa tantangan dalam mencapai cashless society di Indonesia : 

  • Infrastruktur terbatas: Akses internet belum memadai
  • Preferensi tunai: Terdapat orang lebih nyaman menggunakan uang tunai
  • Rendahnya literasi digital: Masyarakat belum terbiasa dengan teknologi pembayaran
  • Kekhawatiran keamanan: Risiko pencurian data dan serangan siber

Untuk memastikan cashless society di Indonesia dapat diterima dengan mudah, tantangan ini perlu diatasi melalui pembangunan infrastruktur, literasi digital, dan peningkatan keamanan siber.

Masa Depan Cashless di Indonesia

Indonesia memiliki masa depan yang cerah dalam adopsi cashless society. Dengan populasi lebih dari 270 juta dan penetrasi internet yang terus meningkat serta adopsi teknologi di kalangan pemuda juga tinggi, ini mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. 

Sumber : Visa Consumer Payment Attitudes 2022
Sumber : Visa Consumer Payment Attitudes 2022

Menurut laporan Visa, lebih dari 64% masyarakat Indonesia telah mengurangi penggunaan uang tunai, terutama setelah pandemi COVID-19. Berdasarkan studi Consumer Payment Attitude pada 2022, Indonesia diproyeksikan akan sepenuhnya cashless society pada 2030. Laporan itu menunjukkan bahwa percepatan ekonomi digital menjadi faktor utama dibalik proyeksi ini.

Secara keseluruhan, cashless society di Indonesia sedang berkembang pesat berkat kemajuan teknologi dan dukungan kebijakan pemerintah seperti GNNT dan QRIS. E-wallet dan mobile banking yang semakin banyak digunakan menunjukkan pentingnya peran fintech dalam mendorong inklusi keuangan. 

Namun, beberapa hambatan perlu diatasi, seperti infrastruktur, preferensi uang tunai, dan rendahnya literasi digital. 

Dengan populasi besar, penetrasi internet yang terus meluas, serta kebijakan yang mendukung, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara Cashless Society.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun