Mohon tunggu...
Alexander Gunawan
Alexander Gunawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius

jadi orang jangan bermuka dua, sabun cuci muka mahal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebobrokan Sistem Pendidikan di Indonesia (setidaknya dari sudut pandang awam)

6 Mei 2023   15:47 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:24 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia" -- Nelson Mandela. Sayangnya, senjata paling mematikan di dunia ini tidak diproduksi di Indonesia karena kebobrokan produsennya. 

Sebelum membahas lebih jauh terkait kebobrokan pendidikan di Indonesia,  kita harus terlebih dahulu memahami definisi dari pendidikan dan kurikulum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Soedijarto, kurikulum adalah serangkaian rencana kegiatan pembelajaran serta pengalaman belajar untuk dipatuhi oleh peserta didik. Keseluruhan komponen kurikulum tersebut akan dilaksanakan dengan maksud untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang memiliki wewenang dalam bidang tersebut. 

Apabila sistem pendidikannya efektif, maka sistem pembelajaran di Indonesia seharusnya mampu mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan cara yang menyenangkan, agar tujuan dari individu tersebut dapat tercapai. Hal ini didasarkan atas tujuan pendidikan itu sendiri yang seharusnya membantu siswa dalam mencapai impiannya. Namun, apakah konsep pendidikan efektif ini wujud dalam kehidupan nyata?

Kenyataannya, sistem pendidikan dan kurikulum di Indonesia tidak mendukung seorang individu untuk mencapai impiannya. Seringkali pelajar dipaksakan untuk mempelajari hal-hal yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya, dan malah tidak diberikan atau memiliki wadah untuk mengembangkan apa yang disukai mereka karena sistem pendidikan di Indonesia yang memaksa agar siswanya menguasai seluruh mata pelajaran yang ada, tanpa terkecuali, apapun minat mereka. 

Selain itu, sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia adalah sistem yang berorientasi pada nilai-nilai akademis, dimana para pelajar diharapkan untuk mencapai nilai setinggi-tingginya. Permasalahannya terhadap sistem pendidikan ini adalah para pelajar berkompetisi dan saling berlomba-lomba untuk memperoleh nilai setinggi mungkin, namun seringkali dicapai dengan cara yang salah, yaitu dengan mengesampingkan kejujuran, dan integritas mereka.

Untuk lebih memahami "anomali" sistem pendidikan di Indonesia, cobalah membaca ilustrasi berikut ini. Seseorang yang gemar pembelajaran biologi, dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter dipaksa untuk hebat dalam pelajaran sejarah yang jelas tidak berhubungan dengan minatnya. Ia sudah belajar mati-matian untuk ulangan tersebut, namun sekeras apapun ia berusaha, ia tetap tidak bisa menguasai materi yang akan diujikan karena memang tidak memiliki minat dalam pembelajaran sejarah. Masalahnya, ia harus memperoleh nilai yang tinggi agar ia dapat masuk ke perguruan tinggi favorit dan mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. Akhirnya, ia pun tergiur untuk mencontek meskipun ia tahu itu merupakan perbuatan yang buruk dan tidak terpuji.

Ilustrasi di atas merupakan contoh nyata begitu lemahnya pendidikan di Indonesia. Maka, sudah seharusnya sistem pendidikan di Indonesia harus bisa menyediakan kebebasan dan kemerdekaan terutama dalam pengembangan minat dan bakat murid, sehingga potensi dari seorang individu tersebut dapat terealisasikan secara maksimal. 

Bukan berarti dengan memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada siswa dalam memilih mata pelajaran yang ia pelajari siswa tersebut terbebas dari mata pelajaran lainnya. Siswa sebaiknya tetap mempelajari mata pembelajaran yang esensial, sehingga seharusnya tetap ada beberapa mata pembelajaran yang diwajibkan, namun seharusnya tidak diambil pengambilan nilai pada mata pembelajaran wajib tersebut. Sehingga siswa tetap dapat memperoleh ilmu--ilmu esensial, tanpa takut memperoleh nilai jelek yang dapat mempengaruhi keseluruhan laporan hasil capaian pembelajaran siswa (rapor) mereka.

Melihat kebobrokan sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri, perlu ada modifikasi terkait dengan sistem pendidikan di Indonesia agar menjadi efektif. Dengan sistem pendidikan yang efektif, diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga dapat meningkatkan daya saing negara di kancah global. Selain itu, sistem pendidikan yang efektif juga dapat membantu mengurangi kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kejahatan karena orang-orang yang berpendidikan cenderung memiliki peluang kerja yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi. Maka. perlu ada pengembangan dan modifikasi terkait sistem pendidikan, agar sistem pendidikan di Indonesia dapat sungguh-sungguh memenuhi kebutuhan dan tuntutan zaman yang terus berkembang, serta menyiapkan siswa untuk masa depan mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun