Tanggal 19 Mei lalu Nico udah kembali jadi abu, Michelle dan aku sama-sama sadar meskipun Nico pilih jalan yang menyakitkan untuk mengakhiri hidup dan segala beban dan deritanya, kami masih percaya jika senyum dan keceriaannya masih tinggal dalam hati kami. 3 bulan sebelum dia membunuh dirinya sendiri dia ditinggalkan kekasihnya, di hari kematiannya dia harus kembali ke London namun dia memilih pulang ke tempat yang sampai saat ini aku belum mengerti (akhirat). Namun aku sudah terlampau sering merasa kematian nyawa keluar, nafas tercekat, darah berhenti dan badan terbujur kaku.
Kini tersisa aku dan kenangan saja. Dia sudah pergi, meninggalkan aku dan Michael. Â Aku menyalahkan diri ku, di saat aku di selamatkan di bali Nico lah orang yang memberikan hidup, namun di saat Nico teriak ingin kehidupan aku sama sekali tak mendengar dan tak ada untuknya. Memang benar kalimat ini "orang yang teriak ingin mati adalah orang yang sebenarnya menginginkan hidup"
Seandainya aku mendengar teriakannyaÂ
"Teriakan kematian"
Dia tak akan MATI dengan menyedihkan.
Aku menandai tahun 2022 adalah tahun aku di bunuh, namun aku bangkit dari kematian. Wanita yang aku sayang dan perjuangkan membuang diri ku dan membunuh diri ku. Dan dia hidup dengan kehidupan sedangkan aku mati terkapar disini. Aku akan bangkit menunjukkan kuasa Tuhan Yesus bahwa  cintakasih akan menang dalam hidup ini.
Tunggu saja cintakasihNya menjamah hidup mu. Tuhan memberkati mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H