Â
      Saya akan sedikit bercerita tentang rasa nasionalisme saya. Saya memiliki keyakinan kuat akan agar jangan berharap kepada pemeritahan sebab menurut saya ketika rasa nasionalisme tumbuh subur dalam hati dan pikiran makan saya harus bersikap netral dan tanpa harapan kepada pemerintah supaya hati dan pikiran saya lebih tenang dan tak lagi mempermasalahkan hal yang menurut saya jauh dan sangat jauh dari apa yang saya fokus kan.Â
     Kecintai saya terhadap Negara saya sangat mendasar, kebanggan ini akan menjadikan saya fokus dengan apa yang saya kerjakan. Perkara sumbangsih terhadap Negara Indonesia tercinta saya akan usahakan dengan semampu saya dan dengan cara saya. Namun  kekawatiran saya sama seperti kekawatiran ibu yang sedang menjalani masa dimana sang anak melupakan dari mana dia dilahirkan, dalam kondisi ini rasa Nasionalisme memang sebuah tantangan, bagaiman rasa cinta akan Negara muncul dan dalam sikap apa mereka menghargai dan bangga akan nagara tercinta ini.Â
      sedari TK, sekolah saya selalu mengadakan tabur bunga di Makam Pahlawan supaya sedari dini anak -- anak mengerti dan sedikit mengenal para pejuang yang berkoban untuk Negara tak hanya pejuang namun kita bisa melihat bagaimana kita memandang orang tua, kakek, nenek maupun orang terdekat kita masing sebagai pejuang atau pahlawan terhebat bagi diri kita kemudian kita harus menegaskan bahwa kita adalah pejuang dalam cara kita dan demi orang tercinta maupun Negara tercinta ini. Keluh kesah saya terhadap pemerintah terkadang tak terbendung namun saya akan mencari cara bagaiman saya mengatasi ini semua, semuanya agar baik -- baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H