Teriakan mas anwar seorang kuli bangunan mengemparkan satu Gang  bahkan satu RT, suaranya bak  pembawa acara sepak bola liga papan atas yang sedang seru berteriak menggomentari aksi pemain papan atas menggiring bola di depan gawang lawan. Dengan cepat dan sigap ibu -- ibu, bapak -- bapak hingga anak -- anak heboh dan penasaran dengan kebakaran yang disoraikan mas anwar, mas anwar tersenyum senang karena suara lantang dan aksi teriakan kebakarannya berhasil membuat satu gang keluar rumah dan heboh seperti saat gol maradona pada pertandinga  piala dunia.Â
Hingga mas yus seorang pemilik laundry di gang itu berlari seakan sedang mengikuti lomba ekstafet tujubelas agustusan serta meninting hanphone sebagai pengganti tongkat ekstafet, saat siap pada posisi yang tepat mas yus segera mengambil ancang- ancang untuk memotret dan melaporkan bak reporter yang sedang siaran langsung di tempat kejadian peritiwa dengan suara dan artikulasi nada yang mendramatisik mas yus melaporkan lewat jejaring sosial media yang sontak mendapat tanggapan berbagai macam dari masyarakat sosial media, dengan siaran laporan mas yus pun sibuk menanggapi pertanyaan dan tanggapan dari masyarakat media sosial hingga lupa akan kewajibanya sebagai pemilik laundry.Â
 Tanpa disangka- sangka hujan deras menguyur RT tersebut mas yus masih asik dan sibuk sebagai reporter berita sosial media dadakan tanpa disadari cucian yang sudah di jemur sedari pagi terguyur hujan deras yang di akhiri dengan penyesalan oleh mas yus. Tukang bengkel depan gang pun tak kalah heboh dan tidak jelas fungsinya dalam peristiwa tersebut.
 Tukang bekel itu bernama rohim masih muda dan energik. Kalau mungkin kalian ingat bagaimana pembalap motor GP masuk ke pitstop (bengkel team) mungkin Rohim adalah titisan dari mereka juga sebab setalah mendengar teriakan dari mas Yus, Rohim langsung sigap mengambil  helm, tas dan mengendarai motor dengan berpamit "perimis warga saya mau nonton kebakaran di kampung sebelah" gas motor metiknya langsug di geber sampai mentok dan secepat pembalap motor meninggalkan pitstop, warga di sekeliling bengkelnya pun terheran- heran ada apa musibah kok jadi tontonan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H