Transportasi umum adalah nadi kehidupan perkotaan, termasuk Jakarta, tempat saya tinggal. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan layanan angkutan umum. Namun, keberhasilan ini harus diimbangi dengan penyelesaian tantangan yang ada agar masyarakat benar-benar beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi umum.
Transformasi Angkutan Umum Jakarta
Jakarta telah mencatatkan kemajuan besar dalam sektor transportasi. Pada Januari 2024, jumlah penumpang angkutan umum mencapai 34 juta, meningkat hampir 24% dibandingkan tahun sebelumnya. TransJakarta masih menjadi primadona, melayani 30,9 juta penumpang dalam sebulan, sedangkan MRT Jakarta dan LRT Jakarta juga terus menunjukkan pertumbuhan dengan masing-masing 3,1 juta dan 96 ribu penumpang.
Komitmen pemerintah terlihat dari berbagai proyek seperti pengembangan MRT Fase 2A, penambahan 120 bus listrik TransJakarta, dan integrasi LRT Jabodebek yang dirancang untuk melayani hingga 730 ribu penumpang per hari. Kebijakan ganjil-genap dan rencana jalan berbayar elektronik (ERP) juga bertujuan mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi.
Kendala yang Masih Dihadapi
Meskipun ada peningkatan, tantangan tetap ada. Masalah integrasi antar moda, terutama bagi masyarakat di pinggiran kota, masih menjadi pekerjaan rumah. Beberapa pengguna juga mengeluhkan kurangnya kenyamanan dan ketepatan waktu, terutama pada jam sibuk.
Selain itu, kebijakan seperti ERP dan ganjil-genap hanya efektif jika angkutan umum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan layanan yang lebih cepat, terjangkau, dan nyaman. Kepercayaan publik harus terus dibangun agar program-program ini tidak hanya menjadi kebijakan jangka pendek, tetapi solusi permanen.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan berbagai inovasi dan investasi, Jakarta memiliki peluang besar untuk menjadi model transportasi umum yang modern dan terintegrasi. Langkah seperti memperluas koridor TransJakarta dan MRT, meningkatkan kapasitas angkutan umum, serta memperbanyak kendaraan listrik adalah hal positif.
Namun, keberhasilan ini harus melibatkan masyarakat. Edukasi dan promosi penting untuk membiasakan penggunaan angkutan umum. Pemerintah juga harus memastikan bahwa tarif tetap terjangkau bagi semua kalangan.
Angkutan umum di Jakarta adalah cerminan dari perjalanan panjang menuju kota yang lebih baik. Dengan menyelesaikan tantangan yang ada, Jakarta tidak hanya bisa mengurangi kemacetan tetapi juga menciptakan mobilitas yang lebih berkelanjutan. Semoga transformasi ini menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H