Jika berbicara tentang auteur, di Indonesia memiliki sutradara-sutradara auteur, salah satu contohnya adalah Kamila Andini.
Kamila Andini seorang sutradara perempuan, yang juga merupakan anak dari sutradara terkenal Garin Nugroho, mulai dikenal di dunia perfilman Indonesia ketika menyutradarai film The Mirror Never Lies (2011) / Laut Bercermin (2011)
Film tersebut berhasil mendapatkan dua Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2011, serta beberapa Festival Film Internasional seperti Cinemainila dan Asia Pasific Screen Awards.
Selain itu, Kamila Andini juga menyutradarai film-film lain seperti Sendiri Diana Sendiri (2015), Sekar (2018), dan Yuni (2021)
Film-film karya Kamila Andini ini tentu mencapai keberhasilan dengan adanya campur tangan atau keterlibatan langsung dirinya kedalam film garapannya.
Kamila Andini dianggap masuk sebagai sutradara auteur karena Ia selalu merepresentasikan wanita dalam setiap karya-karya filmnya.
Kamila Andini merepresentasikan perempuan dalam setiap filmnya karena memang memiliki concern untuk kesetaraan perempuan
Seperti dikatakan oleh Kamila Andini dalam wawancara yang dimuat dalam CNN Indonesia (22 April 2017)
"Kebutuhan perempuan dan laki-laki berbeda secara biologis. Soal hak, suara, dan pilihan saya ingin perempuan punya hak yang sama, pilihan yang sama, dan suara yang sama dengan laki-laki"
Seperti Film The Mirror Never Lies (2011), dan Sendiri Diana Sendiri (2015) keduanya memiliki kesamaan dalam merepresentasikan perempuan.
Kesamaan dalam kedua filmnya itu terlihat baik secara elemen naratif, maupun elemen artistik. Elemen naratif disini mencakup pola narasi cerita yang dipakai oleh Kamila, sedangkan artistik mencakup unsur yang nampak didalam film, seperti audio dan visual.