Merapi Uncover memiliki sekitar 386 ribu pengikut pada akun Instagram nya dan sekitar 235 ribu pengikut pada akun Twitternya. Eksistensi dari sebuah Merapi Uncover ini bisa dibilang cukup terkenal bagi masyarakat sekitar dan banyak yang mengatakan bahwa Merapi Uncover memberikan informasi yang positif dan juga cukup membantu bagi masyarakat terutama masyarakat Yogyakarta. Salah satunya adalah Merapi Uncover sering sekali memberitakan informasi mengenai klitih. Klitih yang merupakan salah satu tindak kejahatan yang cukup meresahkan bagi masyarakat Yogyakarta ini secara perlahan-lahan dikuak oleh Merapi Uncover ( Agustina dan Adi, 2023, h.277 ).Â
Biasanya Merapi Uncover akan memberitahukan secara cepat apabila klitih baru saja terjadi di daerah sekitar Yogyakarta. Tidak hanya itu, mereka juga akan menyertakan lokasi dan waktu dimana kejadian tersebut berlangsung ( Agustina dan Adi, 2023, h.276 ). Dari informasi tersebut, masyarakat bisa bertindak lebih bijaksana, mulai dari menghindari jalan tersebut atau menghindari jalan tersebut di waktu yang memang sering terjadi tindakan klitih.
Apabila memang praktik jurnalisme didefinisikan sebagai tindakan menyebarkan berita yang kredibel sehingga masyarakat bisa melakukan decision making dari berita yang mereka terima. Maka pemberitaan klitih melalui Merapi Uncover adalah salah satu buktinya. Serta menjadi bukti bahwa jurnalisme warga juga memiliki peran yang penting dalam menginformasi masyarakat.
Tentunya dengan kehadiran jurnalisme warga ini, membawa banyak tantangan bagi para jurnalis profesional dan keberadaan media mainstream. Mulai dari esensi dari profesi jurnalis itu sendiri serta kecepatan media mainstream dalam mendapatkan dan menyebarkan berita. Mengambil contoh dari Merapi Uncover sebagai jurnalisme warga. Masyarakat di zaman sekarang pun sudah bisa mencari dan memberitakan informasi itu sendiri. Informasi yang diberikan pun terperinci dan jelas, kemampuan yang terus menerus berkembang ini seharusnya menjadi perhatian penting bagi para jurnalis. Karena apabila mereka tidak bisa menghadirkan keunikan maka lama-kelamaan keberadaan mereka pun akan disingkirkan oleh jurnalisme warga ini.Â
Dari fenomena klitih pun kita dapat mengambil intisari bahwa kecepatan dalam memberitakan sesuatu yang memang penting bagi masyarakat adalah suatu kunci bagi media. Banyak media mainstream yang memberitakan soal klitih namun hanya di permukaan saja layaknya memberikan himbauan kepada masyarakat Yogyakarta bahwa sedang marak terjadinya klitih dan berhenti disitu. Namun apabila kita melihat Merapi Uncover, berita mengenai klitih terjadi jam 3 pagi pun juga akan mereka beritakan dan apabila dikombinasikan dengan jumlah pengikut dari Merapi Uncover yang cukup banyak maka dapat dikatakan masyarakat akan terinformasi lebih dahulu oleh jurnalisme warga daripada media mainstream. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnalisme warga bukanlah sesuatu yang dapat dipandang sebelah mata karena pada akhirnya mereka juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, di masa dimana jurnalisme terus mengalami perkembangan dan perubahan, penting bagi kita untuk menyertakan jurnalisme warga sebagai suatu alat bagi masyarakat agar bisa aktif dalam memberikan berita dan informasi.
Sumber Referensi:
Agustina, D. P. & Adi, L. J. (2023). Analisis praktik citizen journalism pada akun twitter merapi uncover dalam menerapkan kode etik jurnalistik. Jurnal PIKMA (Publikasi Media dan Cinema)5(02), 272-287.Â
Widodo, Y. (2020). Buku Ajar Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H