(Jumat, 29 Juli 2021) Pandemi COVID-19 melanda Indonesia dalam kurun waktu hampir 2 tahun. Pemerintah selaku penentu kebijakan terus berupaya untuk menekan laju penyebaran COVID-19 dengan cara pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga mempercepat vaksinasi sebagai bentuk upaya pemerintah melindungi masyarakat dari ancaman COVID-19. Pemerintah juga melalui kementerian kesehatan memberikan insentif berupa penyediaan obat dan konsultasi gratis melalui platform 'telemedicine' yang tersedia di 'app store' dan 'play store' bagi penderita COVID-19.
Meskipun begitu, masyarakat RW 12 Tambak Lorok belum mengenal dan mengerti platform 'telemedicine' yang sering dibicarakan oleh pemerintah itu. Oleh karena itu, Alexander Natanael Silaban sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro yang berpartisipasi dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) pada masa kini mengambil inisiatif untuk memperkenalkan masyarakat RW 12 Tambak Lorok kepada 'Telemedicine'. Pengenalan 'telemedicine' disajikan dalam bentuk modul dan poster yang dibagikan secara daring.
Pengenalan secara daring yang dimaksud adalah dengan menyebarkan modul yang berisi deskripsi dan manfaat 'telemedicine' sedangkan poster disajikan dengan berbagai macam platform 'telemedicine' yang dapat diakses dengan biaya yang murah di kisaran Rp10.000-Rp20.000. Pengenalan 'telemedicine' dapat memberikan manfaat berupa penurunan antrian puskesmas di sekitar dan terwujudnya pemerataan pelayanan kesehatan di RW 12 Tambak Lorok dengan hanya mengakses 'smartphone'.
